Rabu 02 Aug 2023 07:03 WIB

Diperiksa Selama Empat Jam, Panji Gumilang Ubah BAP Lima Kali

Seluruh penyidik Bareskrim sepakat untuk meningkatkan statusnya sebagai tersangka. 

Rep: Ali Mansur/ Red: Agus Yulianto
Panji Gumilang menjalani pemeriksaan sebagai saksi terkait tindak pidana penistaan agama.
Foto: Republika/Prayogi
Panji Gumilang menjalani pemeriksaan sebagai saksi terkait tindak pidana penistaan agama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemeriksaan terhadap pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun Panji Gumilang selama empat jam dari pukul 15.00 - 19.30 WIB. Dalam proses pemeriksaan yang dilakukan penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum (Ditipidum) Bareskrim Polri, Panji Gumilang berkali-kali mengubah atau mengoreksi berita acara pemeriksaan (BAP) hingga lima kali. 

“Pada pukul 19.30 WIB pemeriksaan selesai namun yang bersangkutan (Panji) masih mengoreksi dan kurang lebih lima kali proses mengoreksi," ujar Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa (1/8).

Baca Juga

Panji Gumilang menjalani pemeriksaan terkait dengan kasus penistaan agama, ujaran kebencian, dan penyebaran berita bohong atau hoaks. Setelah pemeriksaan, penyidik didampingi Itwasum, Propam, Divisi Hukum, dan Biro Wassidik melaksanakan gelar perkara. Hasilnya, seluruhnya sepakat untuk meningkatkan statusnya sebagai tersangka. 

“Hasil dalam proses gelar perkara, semua menyatakan sepakat untuk menaikan saudara PG sebagai tersangka dan selanjutnya pada pukul 21.15 WIB, penyidik langsung memberikan surat perintah penangkapan disertai penetapan sebagai tersangka,” kata Djuhandhani.

Dalam perkara ini, Panji Gumilang disangkakan Pasal 156a KUHP dan atau Pasal 45a Ayat (2) Juncto Pasal 28 Ayat (2) Undangan-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE dan/atau Pasal 14 Undangan-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana. Dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara. Penyidik memiliki waktu 1x24 jam ke depan untuk memutuskan status penahanannya.

"Penyidik masih memunyai 1x24 jam. Jadi proses penyidikan kami saat ini hanya melaksanakan porsss penangkapan, untuk lebih lanjut kita lihat perkembangan," tutur Djuhandhani. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement