REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kepala Stasiun Klimatologi BMKG wilayah V Jayapura, Sulaiman, mengakui dampak El Nino saat ini mulai terasa dengan meningkatnya suhu udara di sejumlah wilayah di Papua. "Memang benar saat ini mulai terasa meningkatnya suhu udara di sejumlah wilayah di Papua, walaupun kenaikan itu belum mencapai angkat tertinggi. Saat ini suhu udara berkisar 33-35 derajat Celsius," kata Sulaiman di Jayapura, dikutip Rabu (2/8/2023).
Ia menjelaskan, walaupun terjadi peningkatan suhu udara yang mengarah ke musim kemarau, hujan lokal masih sering terjadi. Hal ini disebabkan madden julian oscilation (MJO) berada pada fase yang kering dan tidak ada hujan, kalaupun terjadi hujan hanya bersifat lokal.
Menurut Sulaeman, kondisi yang dipengaruhi El Nino diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun dan musim kemarau puncaknya di antara bulan Agustus-September dan masuk monsun barat, yang merupakan penentu musim hujan pada bulan November.
Nanti akan saling mengurai kekuatan El Nino dengan monsun barat. "Kami akan terus memonitor perkembangan perubahan cuaca ini," kata Sulaiman.
"Untuk di Provinsi Papua wilayah yang akan mengalami dampak kemarau atau kekeringan adalah Jayapura, Papua Pegunungan, dan Papua Tengah," kata Sulaiman menambahkan.