REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman Epiphana Kristiyani menyampaikan bahwa pihaknya masih menyiapkan tempat penitipan sampah sementara di daerah Tamanmartani, Kalasan, Sleman. DLH Sleman menargetkan bisa selesai pekan ini.
"Targetnya minggu ini (selesai), tapi kan kami sedang baru pesan lewat e-katalog itu geomembran dan sebagainya sampai hari ini belum datang," kata Epiphana saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (2/8/2023).
Ia mengatakan, pihaknya masih menunggu pesanan geomembran datang ke Sleman. Setelah tiba, geomembran nantinya akan segera dipasang di tempat tersebut.
"Agar kalau nanti sampah ditempatkan di situ air lindinya tidak mencemari tanah di sana," ujarnya.
Ia menegaskan, penyiapan tempat penitipan sampah sementara tersebut dilakukan DLH Sleman secara serius. Selain mengantisipasi pencemaran lingkungan, DLH Sleman juga memperhatikan akses yang akan dilalui armada yang membawa muatan sampah.
"Ke sana juga perlu jalan masuk karena nggak boleh lewat di sekitar perkampungan penduduk, jadi kami kan harus menyiapkan aksesnya untuk bisa sampai ke sana," katanya.
Dikabarkan sebelumnya Pemerintah Sleman juga menganggarkan biaya tidak terduga (BTT) untuk mengatasi persoalan sampah di Sleman. Anggaran yang diusulkan sebesar Rp 854 juta. Epiphana menyebut anggaran itu digunakan untuk mempersiapkan tempatnya agar ketika sampah dititipkan tidak menimbulkan pencemaran.
"Pokoknya itu untuk kita mempersiapkan tempatnya sampai ya nanti sampah yang dititipkan di sana ditutupi geomembran juga agar tidak berbau," ujar dia.
Sebelumnya Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X memerintahkan agar Pemerintah Kabupaten Sleman mengelola sampahnya sendiri. Polemik sampah di DIY berawal dari ditutupnya TPA Piyungan pada 23 Juli-5 September 2023.