Rabu 02 Aug 2023 14:20 WIB

Sifat yang Harus Dimiliki Suami dan Istri Menurut Said Nursi

Suami dan istri harus sama-sama berakhlak mulia.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi sepasang suami dan istri.
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Ilustrasi sepasang suami dan istri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama dan pemikir asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi, mengungkapkan beberapa sifat yang dianggap penting bagi suami dan istri dalam sebuah hubungan. Nasihat Said Nursi ini disampaikan dalam karyanya yang berjudul Al-Lama'at terbitan Risalah Nur. 

Seperti diketahui bersama, kata Nursi, banyaknya keturunan diinginkan oleh semua orang. Tidak ada satu umat atau bangsa pun yang tidak mendukung banyaknya keturunan. Rasul SAW bersabda:

Baca Juga

 ﺗﻨﺎﻛﺤﻮﺍ ﺗﻜﺜﺮﻭﺍ ﻓﺈﻧﻲ ﺃﺑﺎﻫﻲ ﺑﻜﻢ ﺍﻟﺄﻣﻢ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ

"Nikahlah dan perbanyaklah jumlah kalian, sebab aku bangga dengan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat yang lain pada Hari Kiamat."

Akan tetapi, menurut Nursi, membuka aurat tentu saja membatasi pernikahan, bahkan menguranginya. Karena betapa pun bejatnya seorang pemuda, ia tetap menginginkan pasangan hidup yang suci dan menjaga diri. Ia tidak mau pasangan hidupnya buka-bukaan seperti dirinya.

"Karenanya, ia (pemuda) lebih memilih hidup membujang ketimbang menikah sehingga ia dapat terjerumus dalam kemaksiatan. Sementara itu, perempuan tidak seperti pria. Ia tidak bisa leluasa menentukan suaminya," kata Nursi dikutip dari Al-Lama'at halaman 376-377.

Karena perempuan bertugas mengurus rumah tangga, di samping menjaga anak, harta, dan semua milik suami, maka sifat paling utama yang melekat padanya adalah setia dan bisa dipercaya. Hanya saja, menurut Nursi, membuka aurat tentu akan merusak kesetiaan tadi dan mengoyak kepercayaan suami terhadap istri sehingga sang suami pun akan merasa sakit dan tersiksa.

Bahkan, Nursi menambahkan, sifat keberanian dan kedermawanan yang merupakan tabiat terpuji bagi pria, jika keduanya terdapat pada perempuan, hal itu justru dianggap sebagai sifat tercela. Kedua sifat itu bisa merusak kepercayaan dan kesetiaan sehingga menjadi akhlak yang buruk. 

"Namun, karena tugas suami tidak hanya terbatas pada memercayakan harta dan mengikat hubungan dengan istri, tetapi juga melindungi, mengasihi, dan menghormatinya, maka ia tidak seperti istri, yakni pilihannya tidak terikat hanya pada seorang istri sehingga bisa menikah dengan perempuan yang lain," kata Nursi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement