Rabu 02 Aug 2023 14:29 WIB

Kurangi Konsumsi Kental Manis Sekarang Juga! Ini Bahayanya

Edukasi gizi seimbang menjadi penting dalam upaya pencegahan masalah gizi.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Friska Yolandha
Susu kental manis (ilustrasi)
Foto: Istimewa
Susu kental manis (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsumsi gula berlebihan, terutama dalam bentuk kental manis yang digunakan sebagai topping untuk makanan dan minuman disebut berbahaya, apalagi jika diberikan kepada balita. Untuk mengatasi masalah itu, edukasi gizi seimbang kepada masyarakat menjadi kuncinya.

"Kita perlu menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya mengetahui bahaya konsumsi kental manis dan menggantinya dengan pilihan makanan yang lebih sehat dan bergizi tidak dapat diabaikan,” kata Kepala Tim Kerja Kesehatan Maternal, Neonatal, dan Penurunan AKI AKB Kementerian Kesehatan, Laila Mahmudah, dalam siaran pers, Rabu (2/8/2023).

Baca Juga

Edukasi gizi seimbang menjadi penting dalam upaya pencegahan masalah gizi, termasuk kasus obesitas yang meningkat baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Sebab, dampak dari hal itu bisa mencapai tingkatan serius bagi bangsa Indonesia, bukan dalam jangka pendek, melainkan jangka panjang.

Lebih lanjut, Laila menjelaskan, hal tersebut juga perlu bantuan dari bidan yang memiliki peran strategis dalam memberikan edukasi gizi seimbang kepada ibu hamil dan keluarga. Selain itu, ia juga menekankan perlunya kerja sama antara sektor publik dan swasta dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil hingga bayi lahir.

Berdasarkan data laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, hampir seperempat wanita usia subur di Indonesia mengalami anemia, 21 persen mengalami hipertensi, dan 14,5 persen mengalami kurang energi kronis yang terlihat dari kondisi tubuh yang kurus. Selain itu, lebih dari 20 persen penduduk usia 18 tahun mengalami obesitas.

Masalah gizi tersebut terus berlanjut hingga masa kehamilan. Di mana hampir separuh ibu hamil di Indonesia mengalami anemia, yang dapat menyebabkan komplikasi dan pertumbuhan janin yang tidak adekuat.

Kondisi kematian ibu di Indonesia, kata dia, meskipun menunjukkan penurunan, masih jauh dari target yang diharapkan. Kematian ibu di Indonesia pada 2020 adalah 189 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan target global adalah menurunkan menjadi 70 kematian dalam setiap 100.000 kelahiran hidup. Indonesia juga tertinggal jauh dari negara-negara tetangga di ASEAN dalam hal angka kematian ibu dan bayi.

“Edukasi mengenai gizi seimbang, khususnya selama masa kehamilan, sangat penting untuk mencegah dampak buruk pada ibu dan bayi yang baru lahir," kata dia.

Anemia pada ibu hamil dapat....

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement