Rabu 02 Aug 2023 14:52 WIB

Mitos tentang Kesehatan yang Masih Banyak Orang Percaya Padahal Keliru

Masih ada sebagian orang yang masih percaya terhadap berbagai mitos terkait nutrisi.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Mitos tentang nutrisi (ilustrasi). Ada beberapa mitos tentang nutrisi yang masih banyak dipercaya banyak orang padahal keliru.
Foto: www.freepik.com
Mitos tentang nutrisi (ilustrasi). Ada beberapa mitos tentang nutrisi yang masih banyak dipercaya banyak orang padahal keliru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecukupan kebutuhan nutrisi harian perlu diupayakan sebaik mungkin. Sayangnya, terkadang sebagian orang masih mengalami tantangan untuk bisa makan dengan gizi seimbang. Ada pula yang bingung harus memulai dari mana.

Masih ada pula sebagian orang yang masih percaya terhadap berbagai mitos terkait nutrisi. Praktisi naturopati Sal Hanvey menyebutkan delapan mitos soal nutrisi yang paling populer dan fakta di baliknya, dikutip dari laman Belfast Telegraph, Rabu (2/8/2023):

Baca Juga

1. Kurangi karbohidrat untuk menghilangkan lemak tubuh

Ini adalah mitos umum seputar gagasan mengonsumsi karbohidrat. Nyatanya, karbohidrat adalah bagian penting dari diet seimbang dan tak perlu dipangkas. Hanya saja, memang disarankan memilih karbohidrat kompleks daripada karbohidrat kosong.

Hanvey menjelaskan, karbohidrat kompleks memberi tubuh nutrisi dan energi penting, serta vitamin B, bisa didapat dari kacang polong, buncis, biji-bijian, dan sayuran. Karbohidrat kompleks sama sekali tidak menggemukkan, oleh karena itu tak perlu menghindarinya.

Sebaliknya, karbohidrat kosong atau sederhana menyediakan lebih sedikit mineral dan nutrisi. Jenis karbohidrat ini terkandung dalam gula, juga produk serealia olahan yang telah dihilangkan serat dan nutrisinya, seperti roti putih, adonan pizza, pasta, kue kering, tepung putih, dan makanan penutup manis.

2. Sulit mencari sumber makanan bergizi

Ini sama sekali tidak benar. Setiap supermarket memiliki bagian buah dan sayuran segar. Begitu juga berbagai biji-bijian, kacang-kacangan, serta ikan dan daging segar yang bervariasi. Tak cuma di swalayan, toko sayur, toko pertanian lokal, atau pasar makanan juga menyediakannya.

3. Makanan bergizi itu mahal

Mitos ini tidak berdasar, sebab makanan sehat dan bergizi bisa didapat dari pasar atau toko sayur terdekat dengan harga terjangkau. Hanya saja, seseorang perlu mencari tahu lebih baik mengenai cara memasak makanan dan cara menyimpan makanan dengan baik.

4. Makan sehat itu rumit

Sebenarnya, tidak ada sesuatu yang terlalu rumit jika seseorang fokus pada hal yang baik dan sederhana. Misalnya, untuk makan sehat pilih saja lemak sehat seperti kacang-kacangan, biji-bijian, minyak zaitun, dan alpukat. Atau, sediakan karbohidrat kompleks dan sumber protein seperti daging, ikan, dan susu.

5. Butuh waktu untuk menyiapkan makan sehat

Ini semua tentang manajemen waktu dan pengetahuan. Bagi orang yang memiliki kesibukan padat, siapkan bahan makanan sehat yang hendak diolah untuk beberapa waktu ke depan. Ketika akan memasak, semua yang dibutuhkan sudah tersedia. 

6. Ngemil buruk untuk kesehatan

Mitos ini pun tak selalu benar, sebab tergantung pada apa yang disantap sebagai kudapan dan kapan waktu memakannya. Memang benar makan camilan larut malam bukan pilihan yang terbaik untuk pencernaan dan dapat berdampak pada kualitas tidur.

Namun, ngemil pada sore hari saat sedang lesu dan harus melanjutkan pekerjaan ternyata bisa bermanfaat. Hindari kue, biskuit, roti, cokelat, kue kering, dan pai. Sebagai gantinya, lebih baik menyantap oat, apel, selai kacang, kacang-kacangan, dan yogurt.

7. Nutrisi cukup didapat dari makanan

Menurut Hanvey, anggapan ini benar, tetapi hanya sampai batas tertentu. Jika seseorang mengonsumsi makanan seimbang yang terdiri dari karbohidrat kompleks, lemak esensial, serta protein padat nutrisi dan serat, secara teori itu sudah memenuhi kebutuhan nutrisi.  

Namun, vitamin D yang pada dasarnya adalah hormon, sulit didapat dari makanan saja. Oleh karena itu, tubuh butuh paparan sinar matahari untuk memberikan tingkat vitamin D yang cukup untuk berbagai fungsi kesehatan. Misalnya, penyerapan dan pemanfaatan kalsium dan fosfor,  yang sangat penting untuk menjaga tulang yang kuat dan sehat.

8. Makanan rendah lemak atau bebas lemak adalah pilihan yang lebih baik

Mitos ini disebut Hanvey sebagai sebuah strategi pemasaran dari jenama produk tertentu. Dia mengingatkan, ketika sebuah produk "dihilangkan" lemaknya, maka itu diganti dengan zat lain untuk mengimbangi kekurangan lemak.

Selain itu, sebenarnya beberapa jenis lemak baik untuk tubuh, seperti yang terkandung dalam kacang-kacangan, biji-bijian, dan ikan. Memang ada lemak jahat, seperti yang ada di daging merah dan es krim sehingga tak boleh berlebihan menyantapnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement