REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin diperkirakan akan mengadakan pembicaraan melalui telepon dengan mitranya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada hari Rabu (2/8/2023). Ini akan menjadi pembicaraan telepon pertama mereka setelah sejumlah peristiwa besar, termasuk penghentian kesepakatan biji-bijian berakhir di mana Moskow tak melanjutkan pembahasan.
Selain itu, pembicaraan antara kedua pemimpin ini terjadi setelah keputusan Ankara untuk memindahkan para pemimpin batalyon nasionalis Azov (yang dianggap sebagai organisasi teroris dan dilarang di Rusia) ke Ukraina. Namun belum jelas apa isi pembicaraan antara keduanya tersebut.
Pemimpin Rusia pertama kali mengumumkan rencananya untuk berbicara dengan Erdogan melalui telepon pada tanggal 29 Juli 2023 lalu, saat konferensi pers untuk merangkum hasil-hasil pertemuan antara pemimpin Afrika dengan Rusia. Menurut presiden Rusia, kedua pemimpin berencana untuk berbicara satu sama lain pada tanggal yang lebih awal, tetapi gagal menemukan waktu yang tepat, dan akhirnya menetapkan percakapan pada Rabu, 2 Agustus 2023.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengonfirmasi rencana tersebut pada hari Senin (31/7/2023) lalu. Percakapan telepon sebelumnya antara para pemimpin Rusia dan Turki terjadi pada 24 Juni 2023. Ketika itu, Putin memberi tahu mitranya dari Turki tentang situasi di negaranya sehubungan dengan upaya pemberontakan.
Secara keseluruhan, Putin dan Erdogan telah melakukan sembilan percakapan telepon tahun ini. Pada bulan April, mereka bersama-sama berpartisipasi melalui sambungan video dalam sebuah upacara pemuatan bahan bakar nuklir ke pembangkit listrik tenaga nuklir Akkuyu yang dibangun Rusia di Turki.
Pertemuan tatap muka terakhir mereka terjadi di ibu kota Kazakhstan, Astana, pada Oktober 2022 lalu.