REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Bentrokan Hindu dan Muslim telah meluas dan menambah jumlah korban. Sebelumnya, kekerasan meletus selama prosesi keagamaan oleh umat Hindu di distrik Nuh yang didominasi Muslim pada Senin (31/7/2023). Kekerasan ini menewaskan empat orang, termasuk dua personel polisi, dan sekitar 60 orang luka-luka. Pada Rabu pagi, dua warga sipil lainnya meninggal karena luka-luka.
Kerusuhan menyebar ke Gurugram di Negara Bagian Haryana pada Senin malam dan berlanjut hingga Selasa (1/8/2023). Sebuah masjid dibakar dan ulamanya dibunuh, bahkan beberapa toko dan restoran dirusak atau dibakar. Pihak berwenang mengatakan, jumlah korban tewas akibat bentrokan Hindu-Muslim selama dua hari telah meningkat menjadi tujuh orang.
Gurugram diketahui merupakan pusat bisnis yang menampung puluhan perusahaan multinasional, termasuk Google, Deloitte, dan American Express. Lalu lintas di Gurugram yang terletak di selatan Ibu Kota India, New Delhi lebih sepi dari biasanya.
Tidak diketahui apakah perusahaan-perusahaan besar tersebut masih beroperasi setelah kerusuhan. Sementara sekolah di sebagian besar wilayah diizinkan untuk dibuka kembali mulai Rabu (2/8/2023), dan beberapa institusi memilih untuk menangguhkan kelas fisik dan beralih ke kelas online di tengah kekhawatiran keamanan.
Pejabat polisi mengatakan situasinya telah berangsur normal. Semua lembaga pendidikan serta kantor beroperasi seperti biasa. Namun, perintah larangan pertemuan kelompok di tempat umum tetap berlaku. Pasukan keamanan juga waspada terhadap protes yang direncanakan oleh kelompok nasionalis Hindu, termasuk di Ibu Kota Delhi.
"Pasukan tambahan telah dikerahkan di distrik tersebut dan kami terus memantau situasinya," kata juru bicara Polisi Gurugram, Subhash Boken.