Rabu 02 Aug 2023 18:29 WIB

Antisipasi Kekeringan, Petani Malang Didorong Jaga Saluran Irigasi dan Embung

Embung-embung agar dijaga kebersihannya sehingga daya tampung bisa maksimal.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi kekeringan.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang mendorong pemerintah desa dan kelompok tani untuk menjaga saluran irigasi dan embung. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi kekeringan yang diprediksi terjadi pada 2023. 

Kepala DTPHP Kabupaten Malang, Avicenna M Saniputera menyatakan, pihaknya telah mengantisipasi sejak awal isu ancaman kekeringan akibat badai kering El-Nino 2023. Salah satunya melalui peran serta jajaran penyuluh pertanian lapangan (PPL) di setiap kecamatan. "Mereka telah menyosialisasikan kepada petani kelompok tani, untuk bersiaga, bersiap-siap seandainya ini terjadi," kata Avicenna saat dihubungi Republika, Rabu (2/8/2023). 

Pada proses sosialisasi, pihaknya telah menyosialisasikan bahwa sebagaimana kewenangan pertanian untuk saluran irigasi itu menjadi tanggung jawab desa dan kelompok tani sehingga harus dijaga kebersihannya. Embung-embung juga agar dijaga kebersihannya sehingga daya tampung bisa maksimal. Hal ini terutama dalam rangka untuk menyimpan dan mengalirkan air ke lahan pertanian. 

Langkah selanjutnya dengan mencermati kondisi alam karena petani biasanya mempunyai alarm alami. "Misal, 'oh, ini mau kemarau, ini mau hujan jarang, dan lain-lain'. Mereka punya pertanda itu," ucapnya.

Menurut Avicenna, kemampuan itu membuat petani dapat memilih komoditas mana yang lebih bersahabat dengan kekeringan. Ia mencontohkan tanaman jagung biasanya tidak terlalu banyak memerlukan air. Oleh karena itu, banyak petani yang menanam tanaman tersebut ketika memasuki musim kering.

Para petani juga melakukan antisipasi dengan pola tanam. "Di saat akhir bulan keempat itu masih ada hujan. Mereka sudah banyak mulai menanam terutama padi mereka sudah mulai menanam. Sampai saat ini masih berlanjut terus penanaman itu," ungkapnya.

Avicenna berharap wilayahnya tidak mengalami kondisi kekeringan ekstrim ke depannya. Bahkan, ia meyakini hal tersebut tidak akan terjadi di Kabupaten Malang mengingat masih ada hujan di beberapa wilayah. 

Selain itu, hasil pengamatan seluruh PPL menunjukkan kondisi di Kabupaten Malang masih aman. Pihaknya belum menerima informasi wilayah yang terdampak kekeringan ekstrem. Bahkan, masih ada petani yang menanam padi saat musim ini.

Adapun terkait kolaborasi bagaimana dengan pemerintah pusat, kata dia, pihaknya telah menerima bantuan benih padi 1.000 hektare (ha). Bantuan ini ditunjukkan untuk ditanamkan di wilayah Kabupaten Malang. "Ini sudah dalam proses," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement