REPUBLIKA.CO.ID, Pekanbaru -- Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau M Edy Afrizal, mengatakan tim satgas gabungan terdiri dari TNI Polri, Manggala Agni, BPBD dan masyarakat peduli api saat ini terus bersiaga mencegah dan melakukan pemadaman Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di provinsi Riau. Di mana hingga saat ini, Karhutla sudah terjadi di 12 kabupaten/kota di provinsi Riau.
Edy mencatat sejak Januari hingga Agustus 2023, sudah 990,59 hektare lahan di provinsi Riau yang terbakar. Untuk luas daerah yang paling banyak terjadi Karhutla adalah Kabupaten Bengkalis dengan 363,48 hektare.
"Kemudian di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) 154,10 hektare. Kemudian Kota Dumai 110,37 hektare, Kabupaten Pelalawan seluas 92,23 hektare,"kata Edy, Rabu (2/8/2023).
Selanjutnya Kabupaten Kampar 58,77 hektare, Indragiri Hilir (Inhil) 49 hektare, Indragiri Hulu 45,70 hektare, Siak 36,64 hektare, Pekanbaru 35,15 hektare, Rokan Hulu (Rohul) 26,40 hektare, Meranti 17,25 hektare, dan terendah Kuansing 2 hektare.
Sementara itu, untuk total hotspot di Riau menurut Edy ada sebanyak 1.173 dan total fire spot ada 360 titik.
"Kami tetap memaksimalkan sarana prasarana baik SDM, peralatan yang semuanya itu kami kerahkan. Kami juga selalu berpesan kepada masyarakat, jangan membuka lahan dengan cara membakar," ucap Edy.
Terpisah, polisi menangkap seorang pria inisial S (46) yang diduga melakukan pembakaran lahan. Buruh kebun itu dinilai membuka lahan dengan cara dibakar di Desa Sebangar, Bathin Solapan Kabupaten Bengkalis, Riau.
"Pelaku S ditangkap membuka lahan dengan cara dibakar di Jalan Lintas Duri-Dumai. Lokasi tepatnya di KM 09 Desa Sebangar," kata Kasat Reskrim Polres Bengkalis, AKP Firman Fadila, Rabu.
Tidak mudah saat menangkap....