Rabu 02 Aug 2023 21:00 WIB

Tiga Pesan Nabi Muhammad Agar Memiliki Sifat Wara 

Nabi Muhammad ingatkan manusia harus miliki sifat wara.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Tiga Pesan Nabi Muhammad Agar Memiliki Sifat Wara. Foto:   Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad
Foto: Dok Republika
Tiga Pesan Nabi Muhammad Agar Memiliki Sifat Wara. Foto: Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sifat wara akan menyelamatkan manusia dari setiap kemaksiatan. Karena pengertian wara berarti menahan atau berhati-hati terhadap segala hal yang mempunyi potensi keburukan sehingga dengan kehati-hatian itu ia dapat memilih jalan yang baik lagi maslahat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, wara ditulis warak yang berarti patuh dan taat kepada Allah. 

Rasulullah SAW telah mengungkapkan beberapa alasan mengapa seorang Muslim harus memiliki sifat wara. 

Baca Juga

Pertama, seseorang tak sempurna imannya tanpa mempunyai sifat wara. Di dalam kitab Wasiyatul Mustofa yang disusun Syekh Abdul Wahab bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Musa Asy Syarani Al Anshari Asy Syafi'i Asy Syadzili Al Mishri atau dikenal sebagai Imam Asy Syarani, dikatakan bahwa Rasulullah SAW berpesan kepada sahabat Ali bin Abi Thalib: 

يَا عَلِيُّ، لَا دِيْنَ لِمَنْ لَا خَشْيَةَ لَهُ وَلَا عَقْلَ لِمَنْ لَا عِصْمَةَ لَهُ وَلَا إِيْمَانَ لِمَنْ لَا وَرَعَ لَهُ وَلَا عِبَادَةَ لِمَنْ لَا عِلْمَ لَهُ وَلَا مُرُوْءَةَ لِمَنْ لَا صَدَقَةَ لَهُ وَلَا أَمَانَ لِمَنْ لَا سِرَّ لَهُ وَلَا تَوْبَةَ لِمَنْ لَا تَوْفِيْقَ لَهُ وَلَا سَخَاءَ لِمَنْ لَا حَيَاءَ لَهُ

Artinya: Wahai Ali tidak ada agama bagi orang yang tidak punya rasa takut (maksudnya segala perbuatan maksiat dikerjakan tanpa ada rasa takut akan hari pembalasan maka orang tersebut sama seperti tidak memiliki agama), tidak ada akal bagi seseorang yang tidak bisa menjaga (maksudnya orang yang tidak dapat menjaga ucapan dan perilakunya sama seperti orang yang hilang punya akal alias orang gila. Sebab fungsi akal itu adalah untuk mengontrol perilaku dan ucapan), tidak ada iman bagi seseorang tanpa memiliki sifat wara', tidak ada ibadah bagi seseorang tanpa ilmu (ibadah menjadi sia-sia bila seorang hamba tidak tahu ilmunya. Semisal ibadah sholat tapi tidak mengetahui adanya syarat sah dan batalnya sholat dan lainnya). 

Dan tidak ada kehormatan bagi seseorang yang tidak sedekah (maknanya orang yang pelit tidak akan pernah terhormat), tidak aman bagi orang yang tidak bisa menjaga rahasia,  tidak ada taubat orang yang tidak ada taufik (maknanya dalam taubat selain ada ucapan taubat harus disertai perbuatan sungguh-sungguh untuk meninggalkan dosa yang telah dilakukan dan sungguh-sungguh mengerjakan kebajikan maka dengan itu taubatnya tidak menjadi sia-sia), tidak ada kedermawanan tanpa adanya rasa malu (maknanya orang yang tak punya malu dia akan selalu menjadi peminta-minta, sedangkan orang yang punya malu pasti akan berusaha menjadi orang yang memberi).

Kedua, orang yang tidak wara tak memiliki iman. Rasulullah SAW berwasiat kepada Ali: 

يَا عَلِيُّ، مَنْ لَمْ يَكُنْ وَرَعًا عَنِ الْمَعَاصِيْ فَبَطَنُ الْأَرْضِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ظَهْرِهَا لِأَنَّهُ لَا إِيْمَانَ فِيْ قَلْبِهِ

Artinya: Wahai Ali siapa orang yang tidak waro' terhadap kemaksiatan maka perut bumi lebih baik baginya dibanding di atas permukaan bumi (artinya ia lebih baik mati dibanding hidup terus menambah dosa dengan maksiatnya, karena sesungguhnya tidak ada iman dalam hatinya orang yang tidak waro'

Ketiga, wara itu meninggalkan perkara haram 

يَا عَلِيُّ، أَصْلُ الْوَرَعِ تَرْكُ الْحَرَامِ وَمَا حَرَّمَ اللهُ وَرَأْسُ الْكَرَمِ فِيْ تَرْكِ الْمَعَاصِيْ

Artinya:Wahai Ali, intinya wara itu meninggalkan barang haram dan apa-apa yang telah diharamkan Allah, dan pangkal kemuliaan itu adalah dengan meninggalkan kemaksiatan. (Maksudnya orang yang meninggalkan barang haram, berarti meninggalkan maksiat, maka orang tersebut telah menuju pada kemuliaan)

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement