Rabu 02 Aug 2023 22:00 WIB

Ketua MPR: Pemerintah Harus Antisipasi Ancaman El Nino

Ancaman El Nino di Indonesia mencapai puncaknya pada Agustus—September 2023.

Red: Lida Puspaningtyas
 Ketua MPR, Bambang Soesatyo.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua MPR, Bambang Soesatyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk menyiapkan langkah antisipasi menghadapi ancaman El Nino yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia.

"Pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu menyiapkan sejumlah langkah antisipasi dalam menghadapi ancaman fenomena iklim El Nino," kata Bamsoet dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu (2/8/2023).

Bamsoet menyebut salah satu langkah antisipasi oleh Pemerintah adalah menyiapkan cadangan air pada tandon air hingga waduk. Upaya tersebut, menurut dia, perlu guna mengamankan cadangan air, baik untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat maupun untuk sektor pertanian.

Langkah antisipasi lainnya, kata Bamsoet, adalah lewat teknologi dengan melakukan modifikasi cuaca, terutama di daerah yang mengalami kekeringan paling parah. Untuk menyiapkan modifikasi cuaca ini, pemerintah daerah perlu bekerja sama dengan BMKG dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta TNI AU.

"Dengan upaya ini, kami harapkan dapat meminimalisasi dampak kekeringan ekstrem akibat fenomena El Nino," kata Bamsoet.

Mantan Ketua Komisi III DPR RI itu juga meminta Pemerintah dan pihak terkait berkomitmen untuk menanggulangi dampak kekeringan yang meluas akibat fenomena EL Nino, mulai dari monitoring wilayah yang terdampak hingga memberikan penanganan dan bantuan.

"Lakukan deteksi dini potensi kekeringan ataupun kebakaran di daerah permukiman," ujar Bamsoet.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi ancaman El Nino di Indonesia mencapai puncaknya pada Agustus—September 2023. Fenomena El Nino itu dikhawatirkan berdampak pada ketersediaan air atau kekeringan yang dapat memengaruhi produktivitas pangan nasional.

Untuk menghadapi fenomena El Nino tersebut, Presiden RI Joko Widodo telah melakukan rapat terbatas sejak 2 minggu lalu agar pemerintah daerah mampu menghadapi puncak musim kemarau.

Sebagai informasi, El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.

Singkatnya, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement