REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sejumlah rumah warga di Kelurahan Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor mengalami kerusakan diduga akibat terdampak proyek pembangunan underpass, yang merupakan bagian dari penataan Stasiun Batutulis. Saat ini warga tengah menunggu janji dari pihak kontraktor yang mengaku akan melakukan perbaikan.
Salah seorang warga bernama Yanuar Ahyar (41 tahun), mengaku kerap mengalami getaran seperti gempa bumi ketika kontraktor diduga sedang melakukan pengeboran. Rumah Ahyar terletak di Gang Mbah Dalem 2, Kelurahan Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi pembangunan.
Menurut dia, selama beberapa bulan ke belakang getaran itu menyebabkan sejumlah kerusakan di rumahnya. Tembok rumah Ahyar pun mengalami retak, begitu juga lantainya, bahkan bagian dapur rumahnya perlahan ambles.
“Kerusakannya lantai, tembok, asbes pada belah, pondasinya hampir ambles. Tapi rumah masih ditinggali. Hampir kayak gempa, soalnya perabot dapur sampai pada goyang ada sekitar 10 menitan,“ kata Ahyar ketika ditemui Republika di kediamannya, Rabu (2/8/2023).
Menurut Ahyar, sejak awal pembangunan pihak kontraktor tidak pernah memberikan imbauan dan pemberitahuan terkait dampak yang akan dihadapi warga sekitar. Alhasil, ia yang tinggal berdua dengan kakaknya kerap merasa ketakutan, apabila getaran dari proyek penataan stasiun kembali datang.
Meski demikian, Ahyar dan warga lain yang juga terdampak telah mengadukan keluhannya ke pengurus RT dan RW setempat. Hal itu pun telah disampaikan kepada kontraktor proyek.
“Sempat ada survey dari orang proyek bulan Juni, dia bilang mau ada pembetulan buat warga. Tapi sampai saat ini nggak ada,” ucapnya.
Ahyar berharap, ketika kontraktor datang kembali kepada warga, ia bisa mendapat uang kompensasi. Kemudian memperbaiki kerusakan di rumahnya sendiri.
“Soalnya sempat waktu ada wacana perbaikan, tertulis satu kali perbaikan. Kalau rusak lagi, dia nggak mau ganti. Makanya saya kebrratan kalau diperbaiki doang, soalnya proyek masih berjalan lama,” ucapnya.
Sementara itu, warga lain, Sartono (72), juga merasakan hal yang sama dengan Ahyar. Meski kerusakan di rumahnya tidak seberat rumah Ahyar, ia kerap ketakutan karena getaran itu mengancam keselamatan keluarganya.
Ketika getaran dari proyek pembangunan datang, Sartono langsung turun dari rumahnya yang berlantai dua. Saat ini ia pun mengevakuasi alat-alat musik yang digunakannya untuk mencari nafkah, sebab dikhawatirkan alat-alat itu bisa terdampak.
“Ada getaran di tembok, retak. Anak cucu pada kabur karena sangat mengganggu dan bikin khawatir. Tembok rumah juga ada yang rontok, yang saya takut rumah ini adalah rumah tumbuh dan bukan konstruksi beton atau baja,” ucapnya.
Sama halnya dengan Ahyar, Sartono pun telah melaporkan keluhannya ini kepada pengurus setempat. Apalagi di rumahnya terdapat tiga kepala keluarga (KK) berisi tujuh orang.
“Saya tahu ini proyek demi masa depan kita ke depan. Tapi gimana sih kalau kayak gini?” katanya.
Diketahui, Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Bandung tengah membangun perlintasan tidak sebidang berupa underpass, di kawasan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Pembangunan underpass dan jalan di sekitarnya ditarget selesai November tahun ini.