Kamis 03 Aug 2023 11:26 WIB

Dari 100 Keluarga Muslim di Gurugram, Kini Hanya Tersisa 15 Keluarga

Keluarga muslim di Gurugram diusir dan hanya diberi waktu dua hari

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Lalu lintas di pusat bisnis Gurugram di selatan Ibu Kota India, Delhi lebih sepi dari biasanya pascakerusuhan yang menewaskan 7 orang
Foto: AP
Lalu lintas di pusat bisnis Gurugram di selatan Ibu Kota India, Delhi lebih sepi dari biasanya pascakerusuhan yang menewaskan 7 orang

REPUBLIKA.CO.ID, GURUGRAM -- Dari 100 keluarga Muslim yang tinggal di wilayah Gurugram, kini hanya tersisa 15 keluarga. Sebagian besar keluarga Muslim pergi dari Gurugam pascabentrokan antaragama. Kekerasan yang pecah di Kota Nuh, di negara bagian Haryana menyebar ke wilayah Gurugam telah menewaskan tujuh orang.

Shamim Hussain (25 tahun) bercerita bahwa beberapa orang mendatangi kediamannya dan memintanya untuk pergi. Keluarga Muslim lainnya juga telah diminta untuk meninggalkan Gurugam.  Dengan air mata yang mengalir, Hussain meminta tolong kepada pemerintah untuk melindungi komunitas Muslim.

Baca Juga

"Tadi malam, beberapa orang datang dan meminta semua Muslim untuk pergi. Kami tidak punya uang. Tidak apa-apa jika sesuatu terjadi pada saya, tetapi saya memiliki seorang putra berusia satu tahun. Ini adalah permintaan tulus saya kepada pemerintah, pemerintah kabupaten dan penduduk setempat untuk melindungi kami. Tolong bantu kami," ujar Hussain, dilaporkan NDTV, Rabu (2/8/2023).

Ibu Hussain, Safia mengatakan, sekitar 60 orang datang sekitar jam 7 malam dan meminta semua Muslim pergi meninggalkan Gurugram. "Setiap orang telah pergi dan hanya 15 atau 16 keluarga tersisa. Ada lebih dari 100 keluarga yang tinggal di sini. Kami tidak bisa pergi karena kami tidak punya uang," kata Safia.

Hussain yang berasal dari Bengal mengatakan, dia baru tiba di Gurugram tujuh hari lalu untuk mencari nafkah.  Dia baru mendapat pekerjaan sebagai agen pengiriman makanan dua hari yang lalu, dan belum dibayar.

"Anak laki-laki saya yang berumur satu tahun bernama Alishan. Saya takut mereka akan datang dan memukuli saya dan istri saya, dan anak saya akan menangis melihat itu. Istri saya juga ketakutan dan telah menangis selama dua malam terakhir. Kami  tidak bisa kembali karena kami juga tidak punya uang. Bagaimana kami bisa bertahan hidup," ujar Hussain.

Sebelumnya komisaris distrik Gurugram telah memberikan jaminan bahwa keluarga migran akan dilindungi. Komisaris itu mengatakan, akan ada pengerahan pasukan di daerah sensitif dan di sekitar tempat-tempat keagamaan kedua komunitas yaitu masjid dan pura.

Hampir 60 orang mengunjungi seorang tuan tanah di daerah yang berada tepat di sebelah gedung-gedung tinggi di Gurugam pada Selasa (1/8/2023) malam. Orang-orang itu meminta semua keluarga Muslim pergi dalam dua hari.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement