REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil menyampaikan komitmen kementeriannya dalam hal kesetaraan gender. Dia juga mengucapkan terima kasih atas apresiasi yang diberikan Komnas Perempuan dan menyambut baik tujuan pembaruan MoU yang disampaikan.
“Saya minta pembaruan MoU ini segera ditindaklanjuti mengingat pentingnya komitmen bersama dalam pencegahan dan penanganan kekerasan seksual,” ujar Menag dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Kamis (3/8/2023).
Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan) telah melakukan audiensi dengan Menag, Rabu (2/8/2023) kemarin.
Selain mengapresiasi komitmen Kementerian Agama (Kemenag) dalam mencegah kekerasan seksual, pertemuan ini juga untuk membahas pembaruan MoU Kawasan Bebas Kekerasan serta Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di lingkungan pendidikan.
Menag menyebut, sebelumnya Kemenag dikenal dengan kementerian yang sangat maskulin. Jarang sekali perempuan memiliki kesempatan yang sama, sebagaimana laki-laki memiliki kesempatan di Kementerian Agama.
Karena itu, ia menyebut masalah ini tidak hanya di lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi, pesantren dan madrasah, melainkan juga di lingkungan Kantor Kementerian Agama.
"Saya buat terobosan yang bagi orang lain kecil, namun menjadi gambaran bagaimana Kemenag berkomitmen terhadap kesetaraan gender dan perlindungan terhadap perempuan," kata dia.
Gus Men, panggilan akrabnya, menyebut ia pun menunjuk salah satu stafnya, Mariana Ariestyawati, sebagai Juru Bicara Kementerian Agama. Sepanjang sejarah di Kemenag, baru kali ini ada juru bicara perempuan.
Baca juga: Alquran Bukan Kalam Allah SWT Menurut Panji Gumilang, Ini Bantahan Tegas Prof Quraish
Bukan hanya itu, dia juga menyebut dalam sejarah perhajian, baru tahun ini ada Amirul Hajj perempuan. Menurutnya, ini adalah komitmen dan keberpihakan pihaknya terhadap kesetaraan gender, begitu juga dengan rektor, kanwil dan kakankemenag.
Khusus untuk pesantren, Menag menyarankan Komnas Perempuan agar terjun langsung ke pesantren untuk mengkampeyekan Kawasan Bebas Kekerasan, serta Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual.
Baca juga: Ketika Berada di Bumi, Apakah Hawa Sudah Berhijab? Ini Penjelasan Pakar
"Pesantren itu sangat otonom dan independen. Jadi kalau boleh kami menyarankan, Komnas Perempuan masuk dan datang ke pesantren. Karena ini jantung pertahanan terhadap kesetaraan gender dan penanganan kekerasan terhadap perempuan," kata Gus Men.
Khusus untuk Dirjen Kristen, dia menyebut akan disampaikan langsung agar PTKN Kristen memiliki kawasan bebas kekerasan. Terkair MoU perjanjian kerja samanya, dia menyebut sangat menunggu drafnya dan dilakukan penandatanganan di kantor Komnas Perempuan dalam waktu dekat ini.