Kamis 03 Aug 2023 13:38 WIB

Enam Warga Meninggal di Dua Distrik di Papua Tengah: Karena Kelaparan atau Diare?

Pejabat pemerintah terkesan tak satu suara soal penyebab kematian warga Papua Tengah.

Wakil Presiden KH Maruf Amin memanggil Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum Keamanan, Panglima TNI, BNPB, dan Bulog terkait penanganan kasus kekeringan dan kelaparan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Rabu (2/8/2023).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden KH Maruf Amin memanggil Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum Keamanan, Panglima TNI, BNPB, dan Bulog terkait penanganan kasus kekeringan dan kelaparan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Rabu (2/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Zainur Mashir Ramadhan, Dessy Suciati Saputri

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, memastikan kondisi di dua distrik di Kabupaten Puncak, Papua Tengah karena kekeringan dan cuaca dingin ekstrem sejak Juni lalu. Akibatnya, kata dia, masyarakat gagal panen dan tidak memiliki makanan untuk dikonsumsi dalam waktu lama.

Baca Juga

 

“Yang terjadi adalah kekeringan akibat cuaca ekstrem dingin, yang mengakibatkan masyarakat gagal panen, dan tidak ada stok makanan cadangan karena akses yang sulit,” kata Abdul saat dikonfirmasi Republika di Jakarta, Kamis (3/8/2023). 

 

Ditanya korban meninggal akibat kelaparan di dua distrik tersebut, dia meminta awak media untuk menunggu. Menurutnya, pemerintah masih menunggu data puskesmas setempat soal penyebab kematian enam korban jiwa, saat bencana kelaparan berlangsung di Papua Tengah itu.

“Untuk jangka pendek, bantuan dari BNPB, Menko PMK, Panglima TNI, dan Kemensos sudah sampai di lokasi dan diperkirakan cukup sampai 1 bulan ke depan,” ucapnya. 

Jika kondisi masih sama, dia memastikan stok bantuan pangan akan ditambah dua hingga dua bulan ke depan, sesuai laporan perkiraan cuaca BMKG. Bantuan, akan selesai hingga masyarakat bisa kembali bercocok tanam.

 

Abdul menambahkan, saat ini pemerintah pusat memiliki rencana jangka pendek dan menengah di Papua Tengah setelah melaporkan keadaan saat ini kepada Presiden Jokowi. Khusus kepala BNPB, kementerian dan lembaga, ia sebut akan berkunjung berkala ke lokasi.

Sebelumnya, Abdul Muhari menginformasikan, kemarau berkepanjangan diiringi cuaca dingin ekstrem memicu terjadinya gagal panen warga terjadi di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. Hal ini membuat warga kesulitan mendapatkan bahan makan dan air bersih, hingga dilaporkan lima orang dewasa dan seorang bayi meninggal dunia.

"Penanganan darurat yang telah dilakukan meliputi penyelidikan epidemiologi kepada para korban yang meninggal dunia oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah. Selain itu distribusi bantuan makanan dan obat-obatan serta penyuluhan kesehatan juga dilakukan secara berkala," ujar Abdul, Senin (31/7/2023).

Menteri Koordinatir Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pada Rabu (2/8/2023), menyerahkan bantuan simbolik kepada warga Kabupaten Puncak, di Bandara Mozes Kilangin, Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Muhadjir mengungkapkan solusi alternatif berupa pembangunan lumbung pangan untuk persediaan makanan penduduk selama musim kemarau. 

"Gambaran sementara kita akan membangun semacam lumbung pangan di Distrik Agandugume di dekat bandara. Dengan begitu kita bisa mengantisipasi pada bulan sebelum Mei kalau bisa sudah ada stok bahan pangan yang disupply BNPB dan Kemensos. Sehingga pada saat terjadi bencana yang periodik ini otomatis bisa teratasi," jelas Muhadjir dalam siaran pers, Kamis (3/8/2023). 

Muhadjir menyampaikan, musim kemarau dan kekeringan di Kabupaten Puncak selalu terjadi periodik di pertengahan tahun mulai dari Mei, Juni, dan Juli. Dia menerangkan, setiap datangnya musim kering dan fenomena embun beku, maka akan berdampak pada gagal panen tanaman pangan, serta kekurangan bahan makanan dan air bersih. 

Solusi alternatif itu didapatkan dari hasil diskusi yang dia lakukan dengan Kepala BNPB, Bupati Kabupaten Puncak, dan Pangdam Cendrawasih. Lebih lanjut, Muhadjir menyampaikan, rencana itu akan dilaporkan pada Presiden Joko Widodo dan akan dilakukan kajian yang lebih cermat sampai menjadi bagian antisipasi permanen dalam menghadapi fenomena periodik di Kabupaten Puncak. 

"Akan kita diskusikan kepada Bapak Presiden, kita bentuk kajian yang lebih cermat lagi. Tapi gambaran sementara kita akan membangun semacam lumbung pangan di Agandugume di dekat bandara yang posisinya strategis untuk bisa dijangkau tiga distrik itu," jelas dia. 

Kemudian, untuk merealisasilan rencana tersebut, keterbatasan pengangkutan logitik karena medan yang sulit, dan juga kendala cuaca masih menjadi permasalahan. Untuk segi keamanan Bupati Puncak, Wilem Wandik, telah memberikan jaminan keamanan. 

Muhadjir berharap kerja sama semua pihak untuk membantu kelancaran pengiriman bantuan logistik dari pemerintah. Karenanya dia berharap seluruh pihak bisa bahu membahu dan melancarkan proses penanganan musim kemarau di tiga distrik Kabupaten Puncak yang akan menyelamatkan nyawa masyarakat. 

"Saya harapkan kerja sama di tempat ini betul-betul tidak ada gangguan di lapangan termasuk kita mengirim barang bantuan agar betul-betul sampai pada mereka yang membutuhkan," jelas dia. 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement