REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Al Zaytun Panji Gumilang kembali membuat pernyataan 'nyeleneh' yang mengait-ngaitkan shaf sholat berjarak dengan Alquran Surat Al Mujadalah ayat 11. Benarkah shaf sholat harus longgar atau berjarak seperti yang disebutkan? Pakar Ilmu Alquran KH Ahsin Sakho menjelaskan secara runut mengapa Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada umat Islam tentang pentingnya merapikan dan merapatkan shaf sholat saat berjamaah.
"Kalau Nabi itu menginginkan agar supaya itu (shaf sholat) semacam cara untuk persatuan komponen umat Islam. Secara kejiwaan, orang yang berdekat-dekatan itu kan enak, ini menurut pendapat saya secara falsafahnya sholat itu berdekatan, menjalin ukhuwah itu bagus menurut saya, itu yang pertama," kata Kiai Ahsin saat dihubungi Republika, Kamis (3/8/2023).
Kedua, beliau menekankan bahwa Nabi Muhammad SAW menginginkan agar jangan sampai ada di antara dua makmum itu akhirnya diselapi oleh setan. Sehingga, menurut Kiai Ahsin, sebagaimana mengutip hadits Nabi bahwa jangan sampai ada celah antara dua makmum itu yang mana nantinya celah itu dikhawatirkan diisi oleh setan.
"Maksudnya Nabi itu seperti apa? Bisa jadi dua orang itu berselisih, bisa jadi ada gangguan-gangguan setan yang lain yang kita tidak tahu apa itu. Tapi maksudnya Nabi jelas apa yang diperintahkan Nabi, Nabi mengimbau kepada kaum Muslimin untuk cara bersholatnya itu seperti itu (rapat dan rapi)," ujar beliau.
Allah berfirman dalam Alquran Surat As Shaff ayat 4, "Innal laaha yuhibbul laziina yuqootiluuna fii sabiilihii saffan kaannahum bunyaanum marsuus."
Yang artinya, "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh."
"Jadi, Nabi itu mengatur bagaimana kaum Muslimin itu di dalam melakukan peribadatan itu kelihatan rapi dan kelihatan kebersamaan. Menggunakan space yang ada itu untuk digunakan secara maksimal. Jadi bahkan pada hadits yang lain yang menyuruh untuk berdekat-dekatan (shaf sholat), jangan sampai ada yang renggang antara satu dengan yang lainnya," kata Kiai Ahsin.
Sehingga menurut Kiai Ahsin apabila tiada uzur yang mendesak seperti Pandemi Covid-19, tidak diperbolehkan merenggang-renggangkan shaf antara satu orang dengan orang lainnya.
Sehingga menurut beliau, ketika ada orang yang menyatakan pendapat merenggangkan shaf sholat di luar keadaan darurat, maka pendapat semacam itu dinilai tidak setuju dengan apa yang ditata oleh Nabi Muhammad SAW.
"Kita sekaranag di masa setelah pandemi ya, jadi bukan pandemi lagi. Maka sebaik-baiknya kita itu mengikuti apa yang ditata Nabi," ujar beliau.