Kamis 03 Aug 2023 15:24 WIB

Utamakan Akhirat Tapi Jangan Lupakan Dunia

Dunia merupakan tempat beramal shaleh untuk jadi bekal di akhirat.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi sholat yang merupakan penenang hati dan bekal untuk akhirat.
Foto: EPA-EFE/THE UAE PRESIDENTIAL COURT
Ilustrasi sholat yang merupakan penenang hati dan bekal untuk akhirat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seburuk-buruknya manusia yakni yang mati-matian mengejar  kesenangan dunianya dan melupakan kematian serta  akhirat. Lebih buruk lagi orang yang mati-matian memperjuangkan dunianya orang lain dan melupakan akhirat. Contohnya orang yang rela mengorbankan segalanya agar orang memiliki kedudukan dan pangkat yang tinggi di dunia sedangkan dirinya sendiri tak mendapatkan kedudukan tersebut di dunia dan ia pun melupakan urusan akhiratnya. 

Yang terbaik bagi seorang Muslim adalah mengutamakan kebahagiaan akhirat namun juga tetap berupaya untuk meraih kenikmatan dunia. 

Baca Juga

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (Alquran surat Al Qashash ayat 77).

 

Rasulullah SAW telah mewanti-wanti umatnya agar jangan sampai terlena dengan dunia. Mempertaruhkan segalanya untuk urusan dunia tetapi lupa menyiapkan bekal untuk menghadapi kematian. Oleh karenanya, orang-orang yang hanya sibuk dengan urusan dunia akan lupa dengan kematian dan akhiratnya. 

يَا عَلِيُّ، إِيَّاكَ وَعُلَيَّةَ الْمَوْتِ لَا يَذْكُرُوْنَ إِلَّا دُنْيَاهُمْ فَقَالَ عَلِيُّ وَمَا هُمْ يَا نَبِيَّ اللهِ قَالَ الْأَغْنِيَاءُ وَأَصْحَابُ الدُّنْيَا الَّذِيْنَ تَرَاهُمْ مُقْبِلِيْنَ عَلَى جَمْعِهَا كَإِقْبَالِ الْوَالِدَةِ عَلَى وَلَدِهَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُوْنَ غَدًا

Artinya: Wahai Ali, jangan sampai engkau menjadi orang-orang yang lupa pada kematian, tidak mengingat kecuali dunianya. Ali bertanya: Siapa orang-orang yang lupa kematian itu ya Rasulullah? Rasul menjawab: Yaitu orang-orang kaya dan punya harta dunia seperti yang engkau lihat. Mereka begitu fokus mengumpulkan dunia seperti seorang ibu yang sedang merawat anaknya. Orang yang seperti itu adalah orang yang merugi di hari esok (akhirat).  (Lihat  kitab Wasiyatul Mustofa yang disusun Syekh Abdul Wahab bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Musa Asy Syarani Al Anshari Asy Syafi'i Asy Syadzili Al Mishri atau dikenal sebagai Imam Asy Syarani).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement