REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu misi Rasulullah SAW diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Yakni menunjukan pada manusia tentang akhlak mulia yang harus dimiliki oleh setiap orang yang beriman kepada Allah SWT.
Rasulullah pun yang paling baik akhlaknya kepada Allah, kepada sesama manusia, dan kepada sesama makhluk. Tidak ada yang dapat menyaingi keluhuran dan kemuliaan akhlak nabi Muhammad SAW. Karenanya Rasulullah SAW adalah sebaik-baik teladan dalam setiap hal.
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
"Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung," Alquran surat Al Qolam ayat 4).
Oleh Karena itu orang yang mengikuti akhlak Rasulullah SAW yang mulia pasti akan memperoleh keberuntungan. Setiap kebaikan akan menghampiri orang yang berakhlak mulia.
Orang-orang akan mencintainya dan menaruh hormat terhadap orang yang dalam kesehariannya menampilkan akhlak mulia. Ia akan mendapatkan derajat yang berlipat-lipat tingginya bahkan bisa menyaingi orang yang ahli ibadah.
يَا عَلِيُّ، إِنَّ الرَّجُلَ لَيَبْلُغُ بِالْخُلُقِ الْحَسَنِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ الْمُغَازِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ
Artinya: Wahai Ali, sesungguhnya seseorang itu dengan akhlak yang baik bisa mencapai derajatnya orang ahli puasa, dan derajatnya orang yang bangun malam, dan yang berperang di jalan Allah. (Lihat kitab Wasiyatul Mustofa yang disusun Syekh Abdul Wahab bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Musa Asy Syarani Al Anshari Asy Syafi'i Asy Syadzili Al Mishri atau dikenal sebagai Imam Asy Syarani)
Artinya bahwa bila seseorang dalam kesehariannya berakhlak baik dalam berhubungan dengan keluarganya, tetangganya, temannya, guru-gurunya, dan orang lain maka orang tersebut akan dapat mencapai derajat yang tinggi sebagaimana orang-orang yang ahli ibadah tersebut.