REPUBLIKA.CO.ID, IZMIR -- Seorang anggota staf Turki yang bekerja di konsulat Swedia di Izmir, Turkiye, mengalami tembakan dan penganiayaan, Selasa (1/8/2023) kemarin. Hal ini terjadi di tengah kegaduhan dunia terkait protes pembakaran Alquran di Skandinavia.
Dalam sebuah pernyataan, otoritas daerah Izmir yang merupakan sebuah kota di pantai Aegean, membenarkan penembakan itu. Mereka juga mengatakan jika pelaku penyerangan telah ditangkap.
Dilansir di Telegraph, Kamis (3/8/2023), hingga berita ini dibuat masih belum jelas apakah tindakan penembakan itu merupakan bentuk pembalasan, atas protes pembakaran kitab suci Islam, Alquran, yang terjadi di Swedia.
Berdasarkan laporan media Turki, disampaikan serangan itu terkait dengan sengketa visa. Namun, saat ini Swedia tengah menghadapi badai kritik dari negara-negara Muslim, atas pengunjuk rasa yang membakar dan menodai Alquran di balik kedok kebebasan berbicara.
Kejadian penembakan itu terjadi pada Selasa (1/8/2023) pukul 09.45 waktu setempat di luar konsulat. Korban merupakan pegawai yang sebagai sekretaris. Menurut pejabat, hal tersebut dilakukan oleh seorang warga negara Turki yang “cacat mental”.
Kementerian Luar Negeri Swedia sendiri mengatakan pihaknya telah mengirim konsul jenderal Swedia ke Izmir pada Rabu (2/8/2023) kemarin. Hal ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut tentang insiden tersebut.
Tidak hanya itu, disampaikan pula bahwa pihaknya tidak akan berkomentar lebih lanjut tentang ancaman terhadap layanan diplomatik atau tindakan keamanan apa yang akan diambil. Hal ini dianggap akan berisiko menghalangi tujuan dari tindakan tersebut.
Baca juga: Alquran Bukan Kalam Allah SWT Menurut Panji Gumilang, Ini Bantahan Tegas Prof Quraish
Di sisi lain, serangan itu dikecam oleh Pemerintah Turki. Mereka ng mengatakan penyelidikan kriminal atas hal tersebut telah diluncurkan.
Untuk diketahui, pemerintah Swedia mengutuk protes pembakaran Alquran di negaranya. Namun, mereka juga mengatakan tidak berdaya untuk menghentikannya, karena ada undang-undang kebebasan berbicara di negara tersebut.
Selama akhir pekan kemarin, dua pengunjuk rasa dilaporkan membakar salinan Alquran di luar parlemen Swedia di Stockholm.
Tindakan serupa menyebabkan warga Irak yang marah menyerang kedutaan Swedia di Baghdad. Hal tersebut terjadi karena mereka merasa ngeri dengan adegan penodaan teks suci Muslim itu.