Kamis 03 Aug 2023 16:44 WIB

Negara Muslim Dikritik karena Bersikap Lemah Soal Pembakaran Alquran

Saudi menolak semua tindakan yang memicu kebencian, kekerasan, dan ekstremisme.

Red: Ferry kisihandi
Kelompok Patriot Denmark (Danske Patrioter) jadi penggerak aksi pembakaran Alquran di Denmark.
Foto: AP
Kelompok Patriot Denmark (Danske Patrioter) jadi penggerak aksi pembakaran Alquran di Denmark.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menyampaikan kritik terhadap negara Muslim dalam menyikapi aksi penistaan pembakaran Alquran. Dalam pandangannya, sikap yang diambil negara-negara Muslim dalam mempertahankan kesucian Alquran lemah dan mengecewakan.

Imigran Kristen asal Irak Salwan Momika membakar Alquran di depan gedung parlemen Swedia di Stockholm baru-baru ini, setelah ia membakarnya pula di depan masjid saat perayaan Idul Adha. Insiden serupa terjadi pula di Denmark. 

Baca Juga

Kelompok saya kanan Denmark, semula membakar Alquran di depan Kedubes Irak di Stockholm. Kemudian secara berurutan mereka juga membakarnya di depan kedubes negara Muslim lainnya, yaitu Mesir dan Turki. 

"Kemarin, saya melihat orang ini (Momika) membakar Alquran, seandainya kita bisa mendengar kitab suci berucap, maka akan terlontar ’tak adakah pembela yang akan menolongku?’ Penistaan terhadap Alquran merupakan penghinaan bagi satu miliar Muslim.’’