Kamis 03 Aug 2023 17:14 WIB

Penjara Nyaris Penuh, 1.500 Napi di Inggris Berisiko tak Bisa Ditahan

Angka terbaru menunjukkan bahwa hanya tersisa 971 ruang penjara.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Lebih dari 1.500 narapidana berisiko tak bisa ditahan karena kapasitas penjara di Inggris hampir penuh.
Foto: Dok Polri
Lebih dari 1.500 narapidana berisiko tak bisa ditahan karena kapasitas penjara di Inggris hampir penuh.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Partai oposisi utama Pemerintah Inggris, yakni Partai Buruh (Labour Party) telah memperingatkan bahwa lebih dari 1.500 narapidana berisiko tak bisa ditahan karena kapasitas penjara di negara tersebut hampir penuh. Partai Buruh mendesak pemerintah memperhatikan persoalan itu.

Penelitian oleh Partai Buruh Inggris mengungkapkan bahwa angka keterisian penjara di negara tersebut nyaris menyentuh kapasitas maksimal. Angka terbaru menunjukkan bahwa hanya tersisa 971 ruang penjara.

Baca Juga

Mengutip proyeksi pemerintah, disebutkan bahwa jumlah narapidana akan meningkat menjadi 89.100 hingga November tahun ini. Namun hanya akan ada 87.573 ruang penjara yang beroperasi. Artinya ada kekurangan 1.527 ruang untuk tahanan.

"Sudah ada kasus-kasus profil tinggi di mana penjahat berbahaya terhindar dari penjara karena kepadatan penjara meskipun melakukan kejahatan yang mengerikan," ungkap Partai Buruh Inggris dalam penelitiannya, dikutip laman Anadolu Agency.

Menuduh pemerintah “ragu-ragu dan menunda”, Partai Buruh mengingatkan bahwa mantan menteri kehakiman Dominic Raab telah menulis surat kepada Hakim Agung Ian Burnett. Dalam suratnya Raab menyarankan agar hakim mempertimbangkan kepadatan penjara saat menjatuhkan hukuman atau memutuskan apakah akan menahan orang dalam tahanan.

Menteri kehakiman bayangan Partai Buruh Steve Reed mengatakan, penjara di Inggris "mengusir penjahat" karena pemerintah gagal membangun sel yang mereka janjikan. "Situasi menjadi sangat kacau sehingga Pemerintah Konservatif menginstruksikan hakim untuk tidak memenjarakan penjahat berbahaya, membiarkan mereka berkeliaran di jalanan dan mencari korban baru," ucapnya.

"Lebih buruk lagi, para penjahat yang berakhir di penjara dibiarkan melakukan kerusuhan dengan kekerasan dan penyalahgunaan narkoba yang tidak terkendali, meningkatkan tingkat pelanggaran kembali," tambah Reed.

Selain kian menyusutnya ketersediaan ruang penjara, dalam penelitiannya Partai Buruh memang turut menyoroti persoalan lain. Salah satunya yakni tentang jumlah narkoba dan peralatan pembuatannya yang ditemukan di penjara. Mereka menyebut kasus tersebut meningkat masing-masing sebesar 325 persen dan 625 persen sejak 2010.

Kasus kekerasan terhadap staf penjara juga meningkat. Penelitian Partai Buruh Inggris menunjukkan statistic bahwa terjadi peningkatan sebesar 153 persen dalam kasus penyerangan terhadap staf atau sipir penjara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement