Kamis 03 Aug 2023 17:16 WIB

Disdik Jabar Dalami 89 Kasus Dokumen Syarat PPDB Diduga Palsu

Puluhan kasus dokumen diduga palsu itu disebut tersebar di 28 sekolah.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Irfan Fitrat
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat Wahyu Mijaya menjelaskan kasus dugaan pemalsuan dokumen kependudukan syarat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023.
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat Wahyu Mijaya menjelaskan kasus dugaan pemalsuan dokumen kependudukan syarat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mendalami kasus dokumen kependudukan yang diduga palsu untuk syarat pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023. Sejauh ini, Disdik Jabar menyebut ada 89 kasus.

Dugaan pemalsuan dokumen kependudukan itu terkait dengan Kartu Keluarga (KK) calon peserta didik. “Kami sampaikan bahwa tim Pemprov Jabar sudah mencoba mengkaji. Saat ini kami menemukan 89 kasus yang diduga menggunakan dokumen tidak asli,” kata Kepala Disdik Provinsi Jabar Wahyu Mijaya di Kantor Disdik Provinsi Jabar, Kota Bandung, Kamis (3/8/2023).

Baca Juga

Wahyu mengatakan, temuan itu didapati setelah peserta didik baru diterima di sekolah atau lulus seleksi PPDB tahap dua. Menurut dia, temuan penggunaan dokumen kependudukan yang diduga palsu itu tersebar di 28 sekolah, yang berada di 15 kabupaten/kota.

Menurut Wahyu, Disdik masih berupaya mendalami dugaan pemalsuan dokumen itu, berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Jabar dan aparat penegak hukum. “Kami mohon waktu untuk mengkaji yang 89 ini,” kata Wahyu.

Sebelumnya, Gubernur Ridwan Kamil menyampaikan rencana proses hukum terkait kasus dugaan pemalsuan dokumen syarat PPDB itu. “Ini akan dilaporkan ke kepolisian karena sudah masuk ranah pidana,” kata Ridwan Kamil, lewat akun media sosial Instagram pribadinya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement