Kamis 03 Aug 2023 18:28 WIB

Hasil Riset Harus Terhubung dengan Dunia Industri

Dunia industri akan berkembang pesat jika didukung riset.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Erdy Nasrul
Wapres RI, KH Maruf Amin
Foto: Setwapres RI
Wapres RI, KH Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA--Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin meminta agar hasil riset karya ilmiah semakin terhubung dan bermanfaat bagi dunia industri. Kiai Ma'ruf mengatakan, kehadiran inovasi dan riset bukan hanya untuk diperbanyak saat ini, tetapi diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi manusia.

Ini disampaikannya usai menghadiri International Conference on Applied Sciences Education and Technology (iConASET) 2023 secara virtual, Selasa (1/08/2023).

Baca Juga

"Pekerjaan rumah kita bukan hanya untuk mempertahankan, atau meningkatkan prestasi tersebut. Tantangan ke depan adalah bagaimana memastikan publikasi karya ilmiah dapat terhubung dan bermanfaat bagi dunia industri secara berkesinambungan," ujar Kiai Ma'ruf.

Untuk itu, dia meminta lembaga pendidikan dan penelitian untuk memperkuat kerja sama dengan sektor industri guna menghasilkan inovasi yang tepat sasaran bagi kebutuhan masyarakat. Kampus dan lembaga penelitian kata dia, perlu mendorong dan mengoptimalkan penelitian untuk dapat bekerja sama dengan dunia industri, termasuk skema pendanaan matching fund bagi peneliti yang bekerja sama dengan industri.

Berdasarkan Indeks Inovasi Global 2022 yang dirilis oleh World Intellectual Property Organization (WIPO), Indonesia naik 12 peringkat dari tahun 2021 dan masuk sebagai jajaran negara dengan peningkatan inovasi paling signifikan. Menurutnya, prestasi ini tidak lepas dari upaya kolaborasi antar kampus dengan sektor industri.

"Salah satu kinerja baik yang menjadi catatan Indonesia adalah pada indikator kolaborasi riset dan pengembangan universitas dengan industri," ujarnya.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini mengungkapkan indikator lain yang turut berkontribusi dalam peringkat perguruan tinggi Indonesia adalah meningkatnya diseminasi karya ilmiah. Menurutnya, hal tersebut perlu untuk dijaga bahkan dioptimalkan.

"Publikasi (karya ilmiah) Indonesia tahun 2017-2021 tercatat meningkat 5,5 kali lipat dibandingkan periode 5 tahun sebelumnya, dan kumulatifnya melebihi capaian negara ASEAN lainnya. Pekerjaan rumah kita bukan hanya untuk mempertahankan, tapi meningkatkan prestasi tersebut," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, dia juga mengapresiasi acara yang diselenggarakan oleh Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surabaya sebagai sarana penyebarluasan hasil penelitian putra-putri bangsa kepada dunia luar. Keterlibatan banyak jurnal internasional dalam berbagai bidang pada acara ini, diharapkan dapat mendatangkan manfaat secara akademik dan memberikan masukan bagi dunia industri.

"Semakin banyak publikasi yang dihasilkan para peneliti, akan meningkatkan jumlah referensi peneliti, juga reputasi dan peringkat perguruan tinggi. Yang selanjutnya, sesuai dan dapat diaplikasikan bagi kebutuhan industri,” tambahnya.

Ketua Panitia Konferensi ini Fifi Khoirul Fitriyah melaporkan, peserta acara ini berasal dari berbagai negara dengan jumlah karya ilmiah dan riset yang dipublikasikan sebanyak 156 karya ilmiah.

“Kami memiliki 156 karya ilmiah yang akan dipresentasikan yang mana pembicaranya berasal dari berbagai negara seperti Indonesia, Malaysia, Taiwan, Tanzania, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Singapura, Turki dan Timor Leste yang meliputi berbagai disiplin ilmu diantaranya Ilmu kedokteran, pendidikan, ekonomi Islam, dan teknologi”, ujarnya.

Sementara itu, Rektor UNU Surabaya Achmad Jazidie menyebut tema yang diangkat pada konferensi kali ini adalah “Entering Society 5.0: Transformation and Efforts”, yang mana menurutnya sangat relevan dengan situasi dan masalah terkini. Era ini dijalankan oleh masyarakat yang sangat pintar, dan pertama kali dikenalkan di Jepang.

“Kita bisa memulai pertanyaan apa yang sudah bertransformasi dan usaha apa yang sudah kita lakukan dalam memasuki era society 5.0. Di dalam forum ini akan didiskusikan isu strategis mengenai bagaimana membangun pemahaman yang menyeluruh mengenai tema tersebut,” tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement