REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru Bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder mengatakan Korea Utara (Korut) telah secara implisit mengakui mereka menahan Travis King, seorang tentara Amerika Serikat (AS) yang kabur ke negara tersebut pada pertengahan Juli lalu.
Ryder mengungkapkan, para pejabat Korut telah menjawab permintaan Komando PBB untuk informasi terkait Travis King, tapi tak memberikan rincian spesifik. “Saya dapat mengonfirmasi Korut telah menanggapi Komando PBB, tapi saya tidak memiliki kemajuan substansial untuk dibacakan,” ujarnya, dikutip laman The Independent, Kamis (3/8/2023).
Menurut Ryder, tanggapan dari Korut merupakan sebuah “pengakuan” atas penyelidikan tentang Travis King. "Ada penyampaian informasi awal, dan ini pada dasarnya pengakuan dari pemerintah Korut bahwa ya, kami telah menerima permintaan informasi Anda," ucapnya.
Pada 18 Juli 2023, King melakukan perjalanan dengan rombongan tur ke perbatasan antara Korea Selatan (Korsel) dan Korut. Namun kemudian, dia berlari melintasi garis perbatasan dan menyerahkan dirinya kepada pasukan Korut.
King sebelumnya telah ditahan selama lebih dari 40 hari atas tuduhan penyerangan dan perusakan properti pribadi di Korsel. Dia mengaku bersalah telah menyerang dan merusak mobil polisi sambil memaki-maki warga Korsel. Sebelum kabur ke Korut, King sudah dijadwalkan pulang ke AS.