REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah Anda pernah mengalami bengkak pada payudara saat menyusui? Tentu rasanya sakit dan tidak nyaman. Lalu, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi pembengkakan pada payudara?
Ahli kaktasi RSIA Family, dr Vanny Bernadus Boen, menjelaskan pembengkakan pada payudara saat menyusui disebabkan karena pembuluh darah dan limfe produksi ASI yang mulai banyak, namun tidak segera dikeluarkan.
"Ketika payudara bengkak cara yang paling efektif adalah dengan meneruskan pemberian ASI," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (3/8/2023).
Selain itu, hal lain yang dapat dilakukan agar Ibu tetap merasa nyaman adalah kompres payudara dengan kain yang dibasahi air hangat sebelum memulai menyusui. Lalu, lanjutkan kompres dengan air dingin setelah menyusui
Dokter Vanny menganjurkan untuk mengenakan bra tidak berkawat atau ketat. Sebaiknya, gunakan bra khusus menyusui.
Selain itu, usahakan posisi Anda nyaman saat menyusui, terutama pada posisi kaki, punggung, lengan, bahu dan leher. Pijat payudara perlahan-lahan dan arahkan pijatan payudara menuju atas dan ketiak.
Konsultasikan dengan dokter laktasi untuk membantu cara memosisikan bayi dan perlekatan mulut bayi saat menyusu. Sebaiknya, kunjungi dokter laktasi jika timbul gejala yang semakin serius jika gejala tidak membaik dalam waktu 24 jam.
Bagaimana bila bengkak tidak kunjung membaik? Menurut dr Vanny, sebagian besar ibu mungkin akan menghadapi berbagai masalah saat menyusui, seperti payudara yang bengkak, produksi asi yang sedikit, bahkan tak jarang juga sampai terjadi mastitis.
Mastitis adalah infeksi yang terjadi pada saluran susu dan dapat membuat puting terasa nyeri pada saat menyusui. Penyebab utama terjadinya mastitis adalah tersumbatnya saluran susu sehingga ASI tidak dapat keluar.
Diperkirakan sekitar tiga persen sampai 10 persen ibu menyusui mengalami mastitis. Apabila ibu mengalami gejala-gejala terjadinya mastitis, seperti payudara terasa bengkak, teraba hangat, merah, nyeri, dan demam, segera konsultasikan dengan dokter agar mendapat penanganan tepat serta mengurangi risiko terkena abses.