REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—X, sebelumnya Twitter, akan mengizinkan pelanggan Blue untuk mengunduh video dari Tweet tanpa menggunakan aplikasi atau perangkat lunak ketiga. Ini terjadi hanya sepekan setelah Elon Musk mengumumkan bahwa dia akan mengubah merek Twitter menjadi X dan membuang logo biru ikonik Twitter.
X yang dimiliki oleh Musk, mengumumkan fitur baru tersebut dalam sebuah cuitan. Namun, dilansir dari Neowin, Jumat (4/8/2023), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, fitur ini hanya tersedia untuk pengguna yang membayar langganan Blue. Musk lebih lanjut menjelaskan bahwa kreator harus mengaktifkan opsi yang memungkinkan orang lain mengunduh video dari situs web.
Ini harus dilakukan pada tingkat tweet dan saat ini belum jelas apakah kreator dapat membatasi unduhan pada semua tweet dari pengaturan seluruh akun. Selain itu, fitur ini hanya tersedia untuk pengguna terverifikasi, yang sekarang sebagian besar terdiri dari pengguna berbayar X Blue. Jika Anda memenuhi prasyarat tersebut maka Anda dapat mengeklik menu elipsis (...) di pojok kanan atas untuk mengunduh video.
X telah menambahkan lebih banyak fitur dan perubahan pada layanan yang sesuai dengan pelanggan Blue sambil membedakannya dari kompetisi. Sebelumnya, perusahaan mengumumkan akan mengizinkan pengguna X Blue yang diverifikasi dan membayar untuk menyembunyikan tanda centang biru mereka.
Perusahaan juga mengubah berapa banyak pesan yang dapat dikirim oleh pengguna yang tidak terverifikasi dalam upaya mengendalikan spam Direct Messages.
Di sisi lain, Musk telah bekerja keras untuk mengatasi berbagai masalah seputar Twitter sejak akuisisi akhir tahun lalu. Lantaran perusahaan menghadapi tuntutan hukum dari mantan karyawan, pengiklan meninggalkan platform, pelanggaran keamanan yang memungkinkan semua orang melihat cuitan Twitter Circle serta sejumlah kendala, ini merupakan perjalanan yang sulit untuk eksperimen terbaru Musk.
Baru-baru ini, Fidelity merilis sebuah laporan yang mencatat bahwa Twitter sekarang bernilai sekitar 15 miliar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 227,4 triliun yang hanya sepertiga dari apa yang dibayarkan Elon Musk tahun lalu untuk membeli perusahaan tersebut.