Jumat 04 Aug 2023 05:22 WIB

LRT Jabodebek Salah Desain, Stafsus Menteri BUMN: Tanpa Tiang Lebih Efisien

Arya Sinulingga memuji PT Inka yang mampu membuat rangkaian LRT teknologi terbaik.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Konstruksi jembatan lengkung longspan Light Rail Transit Jabodebek di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (3/8/2023).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Konstruksi jembatan lengkung longspan Light Rail Transit Jabodebek di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (3/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengatakan, Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek yang sedang dibangun merupakan proyek yang memberikan manfaat optimal bagi bangsa Indonesia. Hal itu karena menggunakan teknologi terbaik dan paling efisien buatan dalam negeri. Dia pun mengapresiasi PT Industri Kereta Api (Inka) yang memproduksi rangkaian kereta LRT.

"Mau tidak mau, Inka harus belajar. Memang ada sumber daya lebih yang harus kita alokasikan. Tetapi itu konsekuensi dari sebuah alih teknologi. Ada waktu lebih yang diberikan. Dan sekarang, ketika Inka harus membangun hal yang sama, sudah gampang. Untuk pertama kali memang lebih berat. Itu konsekuensinya, jadi wajar," ujar Arya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (4/8/2023).

Baca Juga

Menurut Arya, LRT Jabodebek yang dibangun saat ini merupakan produk yang memiliki spesifikasi Inka dengan teknologi generasi terbaru. Setiap alih teknologi akan ada konsekuensinya. Sekarang, kata dia, Indonesia mampu membangun LRT generasi terbaru dan terbaik, tetapi dibuat oleh perusahaan lokal.

Melalui PT Inka, Indonesia menangkap alih teknologi dari sebuah proyek infrastruktur dengan konsep teknologi terbaru di dunia, yaitu LRT tanpa masinis. Terkait longspan atau bentangan beton panjang yang ada di lintasan Kuningan, Jakarta Selatan, yang tanpa tiang dan mengharuskan LRT bergerak lebih lambat, Arya menyebut, teknologi itu merupakan pilihan tepat, baik dari sisi ekonomi maupun konstruksi.