REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Bank Sentral Mesir (CBE) memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 100 basis poin dalam upaya menahan inflasi yang tinggi.
Dalam pernyataan setelah pertemuan Komite Kebijakan Moneter pada Kamis (3/8/2023), CBE mengatakan, suku bunga simpanan dan pinjaman dinaikkan masing-masing menjadi 19,25 persen dan 20,25 persen, sedangkan suku bunga operasi utama dan suku bunga diskonto dinaikkan menjadi 19,75 persen.
Inflasi utama tahunan Mesir meningkat menjadi 35,7 persen pada Juni, naik dari 32,7 persen pada Mei, dan inflasi inti tahunan naik menjadi 41 persen pada Juni dari 40,3 persen pada Mei. "Tingkat inflasi tahunan terus dipengaruhi oleh guncangan pasokan yang terus-menerus, yang menyebabkan tekanan mendasar yang lebih tinggi," kata pernyataan CBE.
Dikatakan bahwa pertumbuhan produk domestik bruto di Mesir diperkirakan akan melambat pada tahun fiskal 2022/2023 yang berakhir pada 30 Juni dibandingkan dengan tahun fiskal sebelumnya, sebelum meningkat secara bertahap dalam jangka menengah. CBE mengatakan, mengingat faktor-faktor di atas dan mengingat keseimbangan risiko terkait prospek inflasi, kenaikan suku bunga sebesar 100 basis poin diperlukan untuk mengurangi tekanan inflasi dan menahan ekspektasi inflasi di sekitar target bank. Ini adalah kenaikan suku bunga kedua di Mesir tahun ini setelah kenaikan 200 basis poin pada akhir Maret karena alasan yang sama.
Mesir telah berjuang untuk menahan kenaikan inflasi dalam beberapa tahun terakhir di tengah kekurangan mata uang asing, sebagian karena dampak ekonomi global dari pandemi Covid-19 yang berkepanjangan dan konflik Rusia-Ukraina.
CBE mendevaluasi pound Mesir dua kali pada 2022, dan mata uang lokal telah kehilangan sekitar setengah nilainya sejak Maret 2022, dengan satu dolar AS sekarang secara resmi ditukar dengan sekitar 31 pound Mesir.
Menurut statistik CBE, utang luar negeri Mesir mencapai 165,3 miliar dolar AS pada akhir Maret, mencatat kenaikan 4,8 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pemerintah Mesir kini fokus untuk menarik investasi asing dan meningkatkan sektor pariwisata sebagai sumber utama mata uang keras untuk menghadapi tantangan ekonomi negara.