Jumat 04 Aug 2023 13:32 WIB

Sikap Seorang Muslim Saat Mendapat Cacian dan Hinaan

Cacian dan hinaan cobaan untuk orang beriman.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi berzikir untuk menambah kesabaran dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan seperti cacian dan makian.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ilustrasi berzikir untuk menambah kesabaran dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan seperti cacian dan makian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian Muslim mungkin pernah mengalami fase di mana ia menerima banyak cacian maupun hinaan. Dalam kondisi demikian, apa yang harus dilakukannya? Membalas atau diam saja?

Islam mengajarkan tentang kesabaran. Bahkan ketika seorang Muslim dihina atau dicaci maki, itu adalah kesempatan untuk mendulang pahala, yakni dengan bersikap sabar dan memaafkan.

Baca Juga

Allah SWT berfirman:

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

Allażīna yunfiqụna fis-sarrā`i waḍ-ḍarrā`i wal-kāẓimīnal-gaiẓa wal-'āfīna 'anin-nās, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn

"(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan" (QS Ali Imran ayat 134).

 

Dalam surah lain, Allah SWT juga berfirman:

وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ

"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim" (QS asy-Syura ayat 40).

 

Rasulullah SAW juga telah mengingatkan ganjaran pahala yang besar bagi seorang Muslim yang memiliki sifat pemaaf.

عن أبي هُريرة رضيَ اللَّهُ عنه أَنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ ، وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْداً بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزّاً ، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ للَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ عَزَّ وجلَّ » رواه مسلم .

Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda, "Sedekah itu tidak mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambahkan seseorang karena sifat memaafkannya, kecuali ia akan bertambah kemuliaannya. Dan tidaklah orang yang merendahkan diri karena mengharapkan keridhaan Allah, kecuali ia akan diangkat derajatnya oleh Allah ‘Azzawajalla" (HR Muslim).

 

Pentingnya memaafkan orang dapat diketahui dari kisah seorang badui yang disebut termasuk ahli surga. Putra Amr bin Ash, Abdullah bin Amr, pernah sengaja menginap di rumah seorang badui setelah mengetahui bahwa badui tersebut merupakan salah satu ahli surga sebagaimana yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Kisah riwayat ini cukup masyhur di tengah umat Muslim.

Karena penasaran mengapa badui itu menjadi salah satu ahli surga dan apa saja amalan yang dilakukannya, Abdullah bin Amr pun minta izin menginap di rumah orang badui itu. Namun dia tidak melihat amalan yang dikerjakan oleh badui tersebut. Hingga kemudian Abdullah bertanya mengapa Nabi Muhammad SAW sampai menyebutnya golongan ahli surga.

Orang badui itu pun menjawab, "Setiap malam sebelum aku tidur, aku selalu mendoakan orang-orang dan memaafkan semua kesalahan (mereka) serta mengikhlaskan semua. Kemudian aku juga berdoa untuk mereka. Aku juga tidak pernah iri dan dengki pada mereka."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement