Jumat 04 Aug 2023 14:43 WIB

Gedung Putih: Rusia Ingin Dapatkan Amunisi dari Korut

Selain Iran, Rusia juga mengandalkan Korea Utara untuk menyediakan senjata perang

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Gedung Putih yakin  Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu membahas tentang penjualan amunisi ke Moskow untuk perangnya di Ukraina.
Foto: EPA-EFE/KCNA
Gedung Putih yakin Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu membahas tentang penjualan amunisi ke Moskow untuk perangnya di Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih mengatakan, intelijen Amerika Serikat (AS) yakin dalam kunjungannya ke Korea Utara (Korut) pada lalu Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu membahas tentang penjualan amunisi ke Moskow untuk perangnya di Ukraina. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan, Shoigu mengajukan penawaran itu saat menghadiri 70 tahun gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea 1950-1953.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengutus Shoigu untuk menghadiri peringatan tersebut. Pemerintah Presiden Joe Biden mengatakan tawaran Shoigu mempererat kerja sama dengan Korut menunjukkan selain Iran, Kremlin juga semakin mengandalkan Pyongyang untuk menyediakan senjata dalam perangnya di Ukraina.

Baca Juga

Korut dan Iran telah diisolasi di panggung internasional karena program nuklir dan hak asasi manusia. "Ini contoh lain betapa putus asanya Pak Putin karena mesin perangnya terdampak sanksi dan pengendalian ekspor," kata Kirby, Kamis (3/8/2023).

"Ia sedang melakukan inventarisasi besar-besaran untuk mencoba menaklukan Ukraina, dan ia menghubungi negara-negara seperti Korea Utara, Iran, dan ia mencoba menghubungi Cina untuk mendapatkan dukungan pada mesin perangnya," ujar Kirby.  

Pada Maret, Gedung Putih mengatakan telah mengumpulkan intelijen yang menunjukkan Rusia sedang mencari broker untuk kesepakatan pertukaran pangan untuk senjata dengan Korut. Moskow ingin mengirimkan makanan dan komoditas lain untuk ditukar dengan senjata Korut.

Pada akhir tahun lalu Gedung Putih menetapkan tentara bayaran Rusia, Wagner telah mengambil pengiriman senjata dari Korut untuk meningkatkan kekuatannya dalam perang di Ukraina.

Sebelumnya Korut dan Rusia membantah tuduhan AS mengenai senjata. Namun Korut berpihak pada Rusia dalam perang di Ukraina. Pyongyang mengatakan "kebijakan hegemonik" Barat yang dipimpin AS memaksa Rusia mengambil langkah militer untuk melindungi kepentingan keamanannya.

Pemerintah Joe Biden mengatakan Kremlin yang semakin mengandalkan Korut dan Iran menunjukkan keputusasaan. Gedung Putih mengatakan Teheran merupakan pemasok drone serang ke Rusia dalam perang di Ukraina.

Moskow bermanuver untuk menghindari sanksi agar tetap dapat membangun dan mempertahankan pasokan senjatanya. Sudah lama AS khawatir Cina akan menyediakan senjata untuk Rusia.

Pada awal tahun ini Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan temuan intelijen AS menunjukkan Beijing mempertimbangkan kemungkinan tersebut. Tapi hingga saat ini pemerintah AS masih belum yakin Cina sudah mengirimkan senjata ke Rusia.

Dalam pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari lalu Presiden Cina Xi Jinping menyepakati kemitraan "tanpa batas." Pertemuan itu digelar beberapa pekan sebelum Rusia menginvasi Ukraina.

Pemerintah Biden berulang kali merilis temuan intelijen yang menunjukkan pilihan Rusia untuk memasok kembali persenjataannya terbatas.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement