REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Rusia menggandakan anggaran pertahanan 2023 dengan nilai lebih dari 100 miliar dolar AS. Angka tersebut setara dengan sepertiga belanja publik dalam APBN mereka. Demikian terungkap dari sebuah dokumen Pemerintah Rusia, Jumat (4/8/2023).
Naiknya belanja pertahanan ini seiring kian tingginya ongkos perang di Ukraina dan kondisi keuangan Moskow.
Menurut dokumen tersebut yang dikaji Reuters, belanja pertahanan pada enam bulan pertama 2023 berjumlah 5,59 triliun rubel, 37,3 persen dari tolal 14,97 triliun rubel yang rencananya dibelanjakan pada periode tesebut.
‘’Rencana anggaran Rusia menetapkan 17,2 persen dari total dana anggaran untuk pertahanan nasional,’’ demikian keterangan dokumen tersebut. Pemerintah dan Kementerian Keuangan Rusia tak merespons saat diminta keterangan mengenai angka tersebut.
Melonjaknya ongkos perang sebenarnya dapat didukung pemulihan ekonomi tahun ini dengan adanya produksi industri yang lebih tinggi. Namun, kemudian anggaran keuangan tertekan hingga defisit sekitar 28 miliar dolar AS. Penyebabnya Rusia urung meraih pendapatan ekspor.
Belanja pertahanan yang meningkat terkait perang Ukraina yang disebut Moskow sebagai operasi militer khusus, kemungkinan kian memperlebar defisit yang sudah ada.
Berdasarkan perhitungan Reuters merujuk dokumen tersbebut, Rusia telah membelanjakan anggaran pada pertahanan sebesar 19,2 persen pada enam bulan pertama dari anggaran belanja yang semula direncanakan secara keseluruhan pada 2023.
Data publik terakhir yang tersedia menunjukkan, Moskow membelanjakan 2 triliun rubel di sektor militer pada Januari dan Februari. Pada paruh pertama tahun ini, anggaran belanja 2,44 triliun rubel, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama 2022.
Merujuk dokumen, 97,1 persen dari jumlah tambahan anggaran dialokasikan untuk sektor pertahanan. Dokumen tersebut menggambarkan estimasi baru untuk belanja tahunan pertahanan 9,7 triliun rubel, sepertiga dari target total belanja 29,05 triliun rubel.
Antara 2011 dan 2022, Rusia menetapkan anggaran minimum sebesar 13,9 persen dan maksimum 23 persen untuk pertahanan. Namun, dokumen menyebutkan, Rusia telah membelanjakan 57,4 persen dari belanja tahunan pertahanannya.