Jumat 04 Aug 2023 18:08 WIB

AS: Rusia Harus Setop Gunakan Kesepakatan Biji-bijian untuk Pemerasan

AS mengatakan kelaparan tidak boleh dijadikan senjata.

Red: Esthi Maharani
Awak kapal kargo Med Island, yang datang dari Ukraina dengan muatan gandum, mempersiapkan kapal untuk diperiksa oleh pejabat PBB, saat sedang berlabuh di Laut Marmara di Istanbul, Turki, pada 1 Oktober 2022. Kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative akan memprioritaskan negara-negara Afrika yang membutuhkan.
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Awak kapal kargo Med Island, yang datang dari Ukraina dengan muatan gandum, mempersiapkan kapal untuk diperiksa oleh pejabat PBB, saat sedang berlabuh di Laut Marmara di Istanbul, Turki, pada 1 Oktober 2022. Kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative akan memprioritaskan negara-negara Afrika yang membutuhkan.

REPUBLIKA.CO.ID, PBB - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mendesak Rusia untuk tidak menggunakan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam sebagai sarana pemerasan.

Berbicara di hadapan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (3/8/2023), Blinken meminta semua anggota organisasi global itu untuk turut menekan Rusia.

Baca Juga

"Setiap anggota PBB harus memberitahu Moskow untuk berhenti menggunakan (kesepakatan) Laut Hitam untuk lakukan pemerasan, berhenti memanfaatkan orang-orang yang paling rentan di dunia, dan sudahi perang yang tidak masuk akal ini," ujar Blinken

Dia mengatakan harga biji-bijian telah meningkat lebih dari 8 persen di seluruh dunia sejak Rusia menarik diri dari kesepakatan tersebut pada 17 Juli 2023, dan mengabaikan kepentingan dunia.