Jumat 04 Aug 2023 18:57 WIB

Wapres Pastikan Penyelenggaraan Haji Dievaluasi Setiap Tahun

Banyak jemaah yang wafat di Tanah Suci yakni sebanyak 772 orang tahun ini.

Wapres  KH Maruf Amin
Foto: Setwapres RI
Wapres KH Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin memastikan penyelenggaraan ibadah haji akan dievaluasi setiap tahun untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terjadi.

"Masalah haji setiap tahun penyelenggaraan selalu ada evaluasi. Nah yang baik, yang tidak baik, mana harus disempurnakan, itu selalu ada evaluasi,” ujar Wapres dalam keterangan pers usai menyaksikan Pengukuhan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Provinsi Kalimantan Timur, di Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat (4/8/2023).

Pernyataan Wapres menyikapi pertanyaan tentang banyaknya jamaah yang wafat di Tanah Suci yakni sebanyak 772 orang, dan merupakan angka tertinggi sejak 2015. Wapres mengatakan banyaknya jemaah yang wafat disebabkan beberapa faktor, salah satunya banyaknya jamaah haji lanjut usia (lansia).

“Nah tahun ini memang ada masalah yang perlu mendapat (perhatian) lebih serius, banyaknya yang wafat, itu kan karena memang pertama tentu banyak jemaah haji yang lansia,” tuturnya.

Faktor kedua, kata Wapres, cuaca di Arab Saudi yang sedang panas-panasnya saat pelaksanaan ibadah haji. Sementara faktor ketiga adalah kurangnya kesiapan dalam menghadapi banyaknya jemaah lansia dan cuaca panas.

"Faktor ketiga dalam menghadapi dua hal ini (banyaknya lansia dan cuaca panas) kurang disiapkan antisipasinya, termasuk juga mungkin aturan-aturan di Saudi, sinkronisasi aturan menghadapi jemaah lansia dan cuaca panas kan mesti ada langkah-langkah antisipatifnya,” ujarnya.

Faktor-faktor tersebut menurut Wapres, perlu dievaluasi sebagai langkah antisipasi untuk penyelenggaraan haji di tahun-tahun mendatang agar terlaksana dengan lebih baik.

“Selain dari pada apa yang dievaluasi tahun ini, tahun depan harus diantisipasi hal yang tentu akan terjadi,” katanya.

Di samping itu, lanjut Wapres, berbagai tantangan dan masalah lain yang mungkin terjadi pada penyelenggaraan haji mendatang juga harus diinventarisasi dan dicarikan alternatif solusi.

“Kita tidak tahu yang akan datang ini masalahnya apa, masalah-masalah yang dihadapi ini diantisipasi. Jadi menyikapi kekurangan kemarin dan juga tantangan ke depan belum tentu sama, bisa saja berbeda. Itu harus kita siapkan, di dalam rangka melakukan evaluasi harus sesempurna mungkin (dan) seoptimal mungkin,” ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement