REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DKI Jakarta Tito Maulana mengatakan, Halal Fair Series menjadi ajang yang efektif sosialiasasi gaya hidup halal dan meningkatkan jaminan serta kepastian produk halal, termasuk produk UMKM. Dia menyampaikan, MES terus berkomitmen untuk mendukung pengembangan UMKM berbasis syariah.
"Karena, hal tersebut menjadi salah satu misi MES dalam mendukung Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia," kata Tito di lokasi Halal Fair Series di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (4/8/2023).
Merujuk data Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), sebanyak 30 juta produk usaha membutuhkan sertifikasi halal. Namun hingga kini, baru sekitar 725 ribu produk yang bersertifikat halal dan 405 ribu di antaranya berasal dari sektor UMKM.
Jika dibandingkan dengan total UMKM di Tanah Air yang mencapai 64,2 juta, menurut Tito, jumlah ini masih sangat kecil sehingga dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak untuk mendorong akses sertifikasi halal.
Selain menggenjot sertifikasi halal bagi UMKM, Tito mengatakan MES juga membangun kemitraan yang saling menguntungkan antara usaha besar dan kecil. Di antaranya dengan membangun ekosistem halal value chain melalui integrasi antara unit usaha baik unit usaha kecil menengah dan besar hingga memfasilitasi akses permodalan dan pemberdayaan bagi UMKM.
MES DKI Jakarta mengapresiasi komitmen penyelenggara Halal Fair, PT Wahyu Promo Citra yang sejak 2019 konsisten memperkuat ekosistem gaya hidup halal melalui pameran yang dikemas kreatif. Karena, bukan sekedar menyuguhkan transaksi jual beli, tetapi juga tuntunan sekaligus tontonan yang menarik dan edukatif bagi masyarakat Muslim yang ingin mengetahui lebih dalam gaya hidup halal sesuai Sunnah Nabi.
"Gaya hidup halal itu sangat luas aspeknya. Dari mulai pola pikir yang terimplementasi pada apa yang dipakai dari ujung rambut sampai ujung kaki, pun yang kita konsumsi harus diperhatikan bukan saja kehalalannya, tetapi juga thoyib (aman, sehat, dan baik)," ungkap Tito.