REPUBLIKA.CO.ID, GURGAON -- Warga Muslim dan Hindu, termasuk para pekerja migran yang tinggal di kawasan bentrokan di distrik Nuh dan Gurugram (Gurgaon) masih memperlihatkan kepanikan, walaupun aparat keamanan sudah menjaga kawasan dari bentrokan susulan. Kekerasan komunal yang menyebabkan sebuah masjid terbakar dan menewaskan enam orang, dimana salah seorang diantaranya seorang Imam, telah meninggalkan trauma bagi warga muslim dan pendatang.
Saat bentrokan masih terjadi banyak warga muslim dan Hindu, serta pekerja pendatang harus berlarian meninggalkan tempat tinggalnya baik di distrik Nuh maupun Gurugram. Mereka berusaha menumpang mobil hingga kendaraan apapun untuk pergi dari wilayah tersebut.
"Tolong carikan kami mobil atau kendaraan," ujar pekerja migran yang panik meninggalkan Nuh dan Gurugram setelah kekerasan pecah di kawasan itu beberapa hari lalu.
Takut dengan kekerasan yang kembali mengguncang Haryana awal pekan ini, para pekerja migran di Nuh dan Gurugram mengatakan bahwa mereka berencana untuk pulang ke kampung halaman mereka untuk saat ini karena mereka tidak merasa aman. Polisi telah meminta para pekerja migran untuk tidak takut dan menjanjikan keselamatan dan keamanan bagi mereka.
Ketika kekerasan komunal mencengkeram di distrik Nuh di Haryana pada hari Senin (31/7/2023), bentrokan dengan cepat meluas hingga ke negara bagian tetangga, Gurugram (Gurgaon). Beberapa keluarga migran mempertimbangkan untuk meninggalkan negara bagian tersebut dan kembali ke kampung halaman mereka untuk sementara waktu karena situasi yang ada dan rasa takut akan diserang oleh para penjahat.
Dilansir laman India Today, Jumat (4/8/2023), sejumlah besar orang yang bekerja sebagai buruh, pembantu rumah tangga, supir, tukang kebun dan pedagang kaki lima di Gurugram dan Nuh telah bermigrasi ke area-area ini dari negara bagian lain. Mereka tidak menyangka, karena awalnya semuanya berjalan normal hingga hari Senin ketika bentrokan meletus selama prosesi keagamaan Vishva Hindu Parishad (VHP) di distrik Nuh.
Kekerasan kemudian menyebar ke Gurugram, di mana toko-toko dan restoran dibakar dan sebuah masjid diserang, menewaskan seorang ulama, yang juga Imam masjid tersebut. Secara keseluruhan, enam orang kehilangan nyawa mereka dalam kekerasan tersebut.
Meskipun pasukan paramiliter dikerahkan di daerah-daerah yang terkena dampak, beberapa orang mengemasi barang-barang mereka dan terlihat berjalan di jalan-jalan dengan fasilitas transportasi yang tidak tersedia karena perintah larangan yang dikeluarkan oleh pihak berwenang.
Para pekerja migran tersebut mengatakan bahwa mereka berencana untuk meninggalkan rumah mereka di Nuh dan Gurugram karena mereka takut dengan apa yang terjadi selama kekerasan. Mereka mengatakan bahwa kini tidak memiliki pilihan lain selain pergi karena mereka tidak lagi merasa aman.
Distrik Nuh
Jagdish, seorang pekerja migran dari Madhya Pradesh, mengatakan bahwa ia telah tinggal di distrik Nuh selama beberapa bulan terakhir, namun kini ia merasa takut di sini dan akan pulang ke kampung halamannya.
Seperti Jagdish, Ram Avatar dari Uttar Pradesh, yang tinggal di Nuh bersama keluarganya, juga berencana untuk kembali ke kampung halamannya. Avatar juga mengatakan bahwa beberapa keluarga Hindu telah mulai berangkat ke kampung halaman mereka sejak Selasa malam.
"Sekitar 400 keluarga Hindu telah dipaksa untuk meninggalkan kota ini," kata Jagdish, yang bekerja sebagai seorang penjudi harian.
Sementara itu, seorang wanita, yang menangis, memohon kepada pihak berwenang untuk mengeluarkan keluarganya dari Haryana karena situasi saat ini. "Tolong, berikan kami mobil dan bawa kami ke Delhi. Kami tidak ingin tinggal di sini. Bagaimana kami bisa tinggal di sini? Tolong selamatkan kami. Kami tidak ingin apa-apa lagi," kata wanita itu dengan tangan terlipat.
Keluarga para migran mengaku mendapat ancaman dari...