REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Arab Saudi telah meminta warganya yang berada Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut. Hal itu sehubungan dengan terjadinya eskalasi konflik bersenjata yang pecah di kamp Palestina di wilayah Ein el-Hilweh.
“Kedutaan Besar (Kedubes) Kerajaan Arab Saudi untuk Republik Lebanon ingin memperingatkan warga yang terhormat untuk tidak datang dan mendekati wilayah yang menyaksikan konflik bersenjata, dan juga mengimbau warga untuk segera meninggalkan Lebanon,” demikian bunyi pernyataan dari Kedubes Arab Saudi untuk Lebanon yang diunggah di platform X, Sabtu (5/8/2023), dilaporkan Saudi Press Agency.
Kedubes Saudi pun mencantumkan nomor saluran siaga yang dapat dihubungi jika terjadi keadaan darurat. Dalam pernyataannya, Kedubes Saudi turut meminta warga agar tidak melakukan perjalanan ke Lebanon. Hal itu disebut demi keselamatan dan keamanan bersama.
Sedikitnya 13 orang, kebanyakan dari mereka militan, tewas dalam pertempuran yang pecah di kamp Palestina di Ein el-Hilweh pada 29 Juli 2023 lalu. Menurut sumber keamanan di kamp, pihak yang terlibat dalam konfrontasi bersenjata itu adalah faksi utama Fatah dan ekstremis garis keras. Belum diketahui pasti siapa yang dimaksud ekstremis garis keras tersebut.
Ein el-Hilweh merupakan kamp pengungsi Palestina terbesar di Lebanon. Ia menampung sekitar 80 hingga 250 ribu orang pengungsi. Terdapat 12 kamp pengungsi Palestina di Lebanon. Selain Lebanon, pengungsi Palestina diketahui turut tersebar di Yordania, Suriah, Tepi Barat, dan Jalur Gaza.