Sabtu 05 Aug 2023 20:27 WIB

Syekh Naboulsi Meninggal, Nasrallah: Kami akan Sholat di Al-Aqsa Atas Nama Anda

Hizbullah berduka atas wafatnya pejuang Al-Aqa Syekh Naboulsi

Rep: Zahrotul Oktaviani / Red: Nashih Nashrullah
Sekretaris Jendral Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah berduka atas wafatnya pejuang Al-Aqa Syekh Naboulsi
Sekretaris Jendral Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah berduka atas wafatnya pejuang Al-Aqa Syekh Naboulsi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyed Hasan Nasrallah, menyesalkan meninggalnya ulama Sheikh Afif Naboulsi. Cendekiawan Muslim ini menghembuskan nafas terakhirnya setelah 82 tahun melayani Islam dan melawan pendudukan Israel.

Dalam acara duka Syekh Naboulsi di Dahiyeh Beirut, Nasrallah menyampaikan belasungkawanya kepada keluarga mendiang ulama. Dia juga menyebut merasakan rasa sakit kehilangan yang sama dengan keluarga.

Baca Juga

Dia lantas mengidentifikasi peran Syekh Naboulsi dalam konteks latar belakang sejarah Syiah di Lebanon. Sebelum  1960-an, Syiah di Lebanon biasanya melewatkan kerangka kerja organisasi meskipun ada tokoh-tokoh kunci.

Periode 1960-an dan 1970-an, muncul julukan sebagai Aksi Islam. Dia juga menambahkan banyak ulama muda yang kerap belajar di Irak selama zaman itu.

“Martir Sayyed Mohammad Baqer Al-Sadr mengajar banyak ulama tersebut," kata Nasrallah dikutip di Almanar, Sabtu (5/8/2023).

Selanjutnya, Nasrallah menyebut para ulama muda itu menyebabkan perubahan besar dalam masyarakat Syiah di Lebanon, memimpin segmen elite pada waktu itu dan mendirikan perusahaan.

Perubahan sosial ekonomi ini membentuk infrastruktur yang cocok untuk menghadapi era pendudukan Israel, yang direncanakan untuk menghapuskan keberadaan Lebanon.

Sayyed Nasrallah pun mengenang Sheikh Naboulsi dan mantan Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Abbas Al-Moussawi, yang belajar di seminari agama Tirus. Mereka lantas pindah ke Najaf, Irak, tempat untuk belajar bersama Martir Sayyed Mohammad Baqer Al-Sadr.

"Sheikh Naboulsi juga dipengaruhi Sayyed Moussa Al-Sadr, yang merujuknya kepada Martir Sayyed Mohammad Baqer Al-Sadr, yang pada gilirannya, merujuknya kepada Imam Khomeini," lanjut dia.

Para ulama tersebut dikatakan berkontribusi pada interaksi Syiah Lebanon, dengan kemenangan Revolusi Islam di Iran.

Munculnya perlawanan Lebanon dalam menghadapi pendudukan Zionis pada 1980-an didasarkan pada infrastruktur periode sebelumnya. Komplotan invasi bertaruh bahwa Syiah akan mendukung penjajah.

Tidak hanya itu, dia juga menyebut Sheikh Naboulsi telah berkontribusi pada pembentukan perlawanan, serta membayar harga dari pendiriannya selama Perang 2006. Dia pun mendukung penuh intervensi militer Perlawanan di Suriah.

Sayyid Nasrallah menegaskan, kesengsaraan utama kawasan dan Lebanon adalah intervensi Amerika Serikat dalam segala hal, serta budaya yang menuruti kemauan Amerika. Amerika Serikat mencegah pemerintah Lebanon mengimpor kekuatan Yordania dan gas Mesir, bahkan menyebabkan penderitaan semua orang di Lebanon.

"Kedutaan Amerika Serikat di Beirut memaksa otoritas Lebanon untuk mengadopsi atau menghindari kebijakan tertentu.  Pemerintah Lebanon harus mematuhi persyaratan kepentingan nasional, jauh dari intervensi Amerika Serikat," ujar dia.

Baca juga: Alquran Bukan Kalam Allah SWT Menurut Panji Gumilang, Ini Bantahan Tegas Prof Quraish

Pemimpin Hizbullah itu juga menyampaikan bahwa pengepungan Amerika Serikat di Suriah dan penjarahan minyak Suriah, telah menyebabkan krisis sosial ekonomi di negara itu.

Sanksi Amerika Serikat terhadap Iran, mencegah Irak membayar biaya minyak Iran. Washington disebut merencanakan untuk membiarkan Irak mengatakan Teheran berada di balik krisis kekurangan daya mereka.

Dia lantas menarik kesimpulan, bahwa pemerintah Amerika Serikat berada di balik semua kesengsaraan negara-negara Arab dan Muslim. Karena itu, menyingkirkan intervensi Amerika Serikat membuka jalan menuju kemenangan Umma.

Terakhir, Sayyed Nasrallah mengucapkan terima kasih kepada Syekh Naboulsi. Dia berterima kasih kepada jiwanya, serta atas semua cinta dan dukungannya.

Dia berjanji, Hizbullah akan mengejar keinginan Syekh Naboulsi untuk meraih lebih banyak kemenangan. “Putra dan kekasih Hizbullah Anda akan membebaskan Al-Quds, serta berdoa di Masjid Al-Aqsa atas nama Anda," kata dia.

Sheikh Naboulsi merupakan ayah dari Kepala Departemen Hubungan Media Hizbullah, Mohammad Afif. Dia meninggal dunia pada Jumat (14/7/2023) lalu, setelah perjuangan panjang melawan penyakitnya. 

 

Sumber: almanar 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement