Sabtu 05 Aug 2023 21:02 WIB

Nasihat Ulama Turki Soal Mendidik Anak Sesuai Tuntunan Islam

Semua kebaikan yang dilakukan oleh anaknya akan tercatat dalam lembaran amal ibu.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Anak-anak bermain didampingi orang tuanya di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Malinjo, Pejaten Barat, Jakarta, Rabu (25/1/2023). Keberadaan RPTRA menjadi wahana meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan memiliki banyak fungsi yakni,sebagai sarana pemberian layanan maupun kegiatan bagi anak dan warga, tempat bermain yang edukatif untuk anak-anak, dan tempat kegiatan sosial warga sekitar. RPTRA terbuka untuk umum dan dibangun di tengah permukiman warga dapat juga sebagai pusat pembelajaran, pelatihan, pengembangan dan rujukan dari berbagai kelompok kegiatan.
Foto: Republika/Prayogi.
Anak-anak bermain didampingi orang tuanya di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Malinjo, Pejaten Barat, Jakarta, Rabu (25/1/2023). Keberadaan RPTRA menjadi wahana meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan memiliki banyak fungsi yakni,sebagai sarana pemberian layanan maupun kegiatan bagi anak dan warga, tempat bermain yang edukatif untuk anak-anak, dan tempat kegiatan sosial warga sekitar. RPTRA terbuka untuk umum dan dibangun di tengah permukiman warga dapat juga sebagai pusat pembelajaran, pelatihan, pengembangan dan rujukan dari berbagai kelompok kegiatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama dan cendekiawan terkenal asal Turki Badiuzzaman Said Nursi (1878-1960 M) memberikan nasihat kepada setiap orang tua agar mendidik anaknya sesuai tuntunan Islam. Dengan demikian, ketika anaknya sudah besar tidak akan menggugatnya.

Said Nursi menuturkan, seorang ibu yang penyayang akan berkorban sedemikian rupa untuk melindungi anaknya dari berbagai bahaya dan agar ia berguna di dunia. Ia didik anaknya di atas landasan tersebut.

Baca Juga

Menurut dia, seorang ibu juga akan mempergunakan seluruh hartanya agar anaknya bisa menjadi pemimpin dan pembesar. Lalu, ia ambil anak tersebut dari sekolah agama untuk dikirim ke Eropa. Ia tidak pernah berpikir tentang kehidupan abadi anaknya yang sedang terancam bahaya.

Dia mengatakan, seorang ibu berusaha menyelamatkan anaknya dari penjara duniawi, tanpa pernah peduli kalau anaknya akan terjerumus ke neraka jahanam yang abadi. Dengan demikian, ia melakukan tindakan yang sangat menyalahi fitrahnya.

Seharusnya, kata Nursi, seorang ibu menjadikan anaknya yang tidak berdosa sebagai penolong baginya di Hari Kiamat nanti. Tapi, ia justru menjadikan anaknya sebagai orang yang menggugatnya.

Sang anak akan mengeluh dengan berkata, “Mengapa engkau tidak memperkuat keimananku hingga engkau membuatku tersiksa begini?”

“Karena tidak mendapat porsi pendidikan Islam yang memadai, akhirnya anak tadi tidak membalas hak kasih sayang ibunya yang luar biasa. Bahkan, bisa jadi ia mengabaikan haknya,” jelas Nursi dikutip dari ari buku Al-Lama'at terbitan Risalah Nur Press halaman 379-380.

Akan tetapi, lanjut Nursi, jika ibu tersebut berusaha menyelamatkan anaknya yang lemah tadi dari penjara akhirat, yaitu neraka Jahanam, dan dari kemusnahan abadi, yaitu mati dalam kesesatan, melalui kasih sayangnya yang hakiki tanpa menyalahgunakannya, maka sang anak senantiasa akan mengirimkan pahala kepada roh ibunya setelah ia meninggal dunia.

Pasalnya, tambah Nursi, semua kebaikan yang dilakukan oleh anaknya akan tercatat dalam lembaran amal ibu. “Selain itu, anak tersebut akan menjadi anak yang baik dan diberkahi sekaligus akan menjadi penolong baginya di sisi Allah. Sang anak tidak akan mengeluhkannya dan tidak pula menggugatnya,” kata Nursi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement