Sabtu 05 Aug 2023 21:10 WIB

Wamenkes: Aisyiyah Berkontribusi dalam Transformasi Kesehatan Indonesia

Aisyiyah berkomitmen untuk melaksanakan dakwah kesehatan di berbagai sektor.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ani Nursalikah
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono dalam acara Pengumuman Pemenang Program Fight for Access Accelerator Indonesia - Health Innovation Day 2023 di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023).
Foto: Republika/Umi Nur Fadhilah
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono dalam acara Pengumuman Pemenang Program Fight for Access Accelerator Indonesia - Health Innovation Day 2023 di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Kesehatan, Majelis Pendidikan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah di Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Jumat (4/8/2023). Dante mengatakan Aisyiyah telah berkontribusi bagi transformasi kesehatan di Indonesia

"Aisyiyah yang memiliki 18 rumah sakit dan 45 klinik telah turut berkontribusi dalam transformasi kesehatan di Indonesia," kata Dante.

Baca Juga

Dante menjelaskan mengenai enam pilar transformasi sistem kesehatan di Indonesia untuk menjawab berbagai permasalahan yang terjadi di Indonesia. Dante mendorong berdirinya RS maupun klinik ‘Aisyiyah di berbagai lokasi. Hal ini dikarenakan masih kurangnya akses ke layanan primer.

"Dari 273,5 juta penduduk, hanya ada 10 ribu puskesmas, ini tidak cukup untuk mengakses layanan primer di bidang kesehatan," ucap Dante.

Wamenkes juga mendorong dibukanya fakultas-fakultas kesehatan di Universitas ‘Aisyiyah. Hal ini dikarenakan masih kurangnya SDM kesehatan yang masih kurang dan tidak merata.

"Harusnya satu dokter untuk seribu penduduk, di kita 0.47 dokter per 1.000 penduduk," ungkapnya.

Menurutnya, data tersebut jauh dari rata-rata dunia yakni 1,76 dokter per 1.000 penduduk.

Dante mengatakan saat ini dengan jumlah dokter umum di Indonesia sebanyak 144 ribu orang, maka dibutuhkan 172 ribu orang.

"Jumlah lulusan dokter 12 ribu setiap tahun, maka kalau kita tidak melakukan transformasi kesehatan di bidang SDM ini maka butuh waktu 10-12 tahun untuk mencukupi tenaga kesehatan di seluruh Indonesia," katanya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Salmah Orbayinah menyebut Aisyiyah berkomitmen  untuk melaksanakan dakwah kesehatan di berbagai sektor. Beberapa hal yang sudah dilakukan dan akan terus dilakukan adalah mendirikan Program Studi Bidang Ilmu Kesehatan.

"Kini Alhamdulillah sudah memiliki 3 UNISA dan 7 Peguruan Tinggi dimana semuanya sudah menghasikkan alumni yang berdiaspora ke seluruh negeri dan banyak berkiprah di banyak tempat di tanah air," kata Salmah.

Salmah berharap akan semakin banyak lagi lulusan tenaga kesehatan termasuk dokter dari Universitas Aisyiyah. Sehingga akan menambah jumlah dokter di Indonesia karana sesungguhnya jumlah dokter di Indonesia masih sangat kurang.

"Sehingga ‘Aisyiyah Muhammadiiyah bisa betul-betul mendukung kebutuhan tenaga kesehatan yang dibutuhkan masyarakat," ucap Salmah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement