REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di akhir zaman, orang akan membanggakan kejahatan dan dosa yang pernah diperbuatnya. Mereka tersenyum, bahkan tertawa bahagia menceritakan hal tersebut kepada orang banyak. Dengan begitu, orang lain mengetahui cara melakukan dosa tersebut, kemudian ditiru. Lalu membuahkan dosa jariyah yang mengotori hati semua pelakunya, termasuk orang yang pertama kali melakukan dosa itu.
Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam bukunya Nashaihul Ibad mengingatkan bahwa orang yang bangga dengan kesalahan dan dosanya akan dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan ketakutan.
Syekh Nawawi al-Banteni menukil riwayat yang diriwayatkan seorang ahli zuhud tentang orang yang bangga dengan perbuatan dosanya.
"Siapapun yang merasa bangga dengan perbuatan dosanya, maka Allah SWT akan melemparkannya ke dalam neraka dalam keadaan ketakutan. Siapapun yang bersedih (khawatir) terhadap ketaatan yang telah dilakukannya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga dalam keadaan bahagia."
Ahli zuhud adalah orang yang membuang jauh atau tidak mementingkan lagi segala urusan dan kemewahan duniawi. Mereka memanfaatkan dunia hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhannya saja, tidak lebih.
Riwayat yang disampaikan ahli zuhud tersebut menunjukan bahwa siapapun yang merasa bangga dengan perbuatan dosa dan merasa senang dengan perbuatannya meskipun harus menanggung dosa, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka dalam keadaan ketakutan.
Orang yang berbuat dosa seharusnya menyesali perbuatannya, merasa bersedih dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Supaya dosanya diampuni Allah SWT.
Siapapun yang berbuat ketaatan dengan disertai perasaan sedih karena takut kepada Allah SWT, karena telah meremehkan apa yang telah diwajibkan-Nya, maka ia akan memasuki surga dengan penuh kebahagiaan.
Orang seperti itu berarti telah melakukan dua kebajikan, yaitu ketaatan dan penyesalan atas dosa yang telah diperbuatnya. Dilansir dari kitab Nashaihul Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa dan diterbitkan Gitamedia Press, 2008.
Syekh Nawawi al-Banteni juga mengingatkan agar jangan menganggap ringan dosa-dosa kecil.
Hukama adalah ahli hikmah atau makrifat, sebagian hukama meriwayatkan, "Jangan kalian menganggap ringan dosa-dosa kecil karena sesungguhnya dari situlah lahirnya dosa-dosa besar."
Bahkan kemurkaan atau azab dari Allah, kadang-kadang ditimpakan karena sebab dosa yang kecil.