Ahad 06 Aug 2023 08:17 WIB

Panas Ekstrem Ancam Industri Pariwisata Eropa Selatan

Eropa selatan masih harus berhadapan dengan panas yang lebih ekstrem

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Api mendekati rumah-rumah di Kalamaki dekat Agioi Theodori sekitar 60 Kilometer sebelah barat Athena, Yunani, Selasa, (18/7/2023).
Foto: AP Photo/Petros Giannakouris
Api mendekati rumah-rumah di Kalamaki dekat Agioi Theodori sekitar 60 Kilometer sebelah barat Athena, Yunani, Selasa, (18/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, RHODES -- Turis di sebuah hotel tepi laut di pulau Rhodes Yunani menyambar ember berisi air kolam dan handuk basah saat api mendekat. Mereka bergegas membantu staf dan penduduk setempat memadamkan salah satu kebakaran hutan yang mengancam penduduk lokal Mediterania selama gelombang panas baru-baru ini.

Upaya tim yang cepat sangat berarti hingga pada saat pemadam kebakaran datang, sebagian besar kebakaran sebenarnya sudah ditangani. Keesokan paginya, beberapa tamu yang gelisah mempersingkat liburannya, tetapi sebagian besar tetap bertahan karena resor tidak rusak dalam kebakaran semak kecil di luar pekarangannya.

Baca Juga

Pulau Yunani yang terkenal dengan pantai berkilauan dan situs kuno sedang merawat luka setelah 11 hari kebakaran hutan dahsyat pada Juli 2023. Setelah ribuan orang dievakuasi selama puncak musim perjalanan, Rhodes mempertimbangkan kemungkinan krisis itu akan memengaruhi sektor pariwisata yang menggerakkan sebagian besar ekonominya dan sekitar 20 persen ekonomi Yunani.

Sama halnya dengan destinasi Mediterania lainnya, seperti Italia dan Spanyol, sektor pariwisata juga dilanda gelombang panas dan kebakaran hutan. Menurut perkiraan Uni Eropa (UE), Yunani, Italia, Aljazair, dan Tunisia jika digabungkan kehilangan lebih dari 1.350 kilometer persegi akibat kobaran api yang memengaruhi 120 ribu orang pada akhir Juli,

Tapi, bencana itu belum selesai. Wilayah-wilayah ini berhadapan dengan panas yang lebih ekstrem dalam beberapa hari mendatang.

Walikota desa Villardeciervos, di bagian barat laut Spanyol yang dilanda kebakaran musim panas lalu, Rosa Maria Lopez menyatakan, para pendaki masih berdatangan. “Pariwisata pasti akan sedikit menderita dalam beberapa tahun mendatang, (apakah) kita suka atau tidak,” katanya.

“Di jalur pendakian tidak ada pohon, dan sangat menyedihkan untuk dilihat. … Namun kawasan ini masih sangat dihargai oleh wisatawan terlepas dari segalanya. Kami harus beradaptasi," ujar Lopez.

Kebakaran telah mengusir wisatawan di bagian Yunani dan Italia yang paling terpukul. Wakil presiden di perusahaan data perjalanan ForwardKeys Olivier Ponti menyatakan, Rhodes melihat pembatalan massal penerbangan dan tren serupa di Sisilia.

Meskipun perjalanan ke Yunani secara keseluruhan tidak terlalu terpukul, Italia tidak seberuntung itu. Kebakaran hutan telah menyebabkan penurunan pemesanan untuk banyak tujuan Italia, bahkan tempat yang tidak dekat dengan kebakaran.

Ponti mencatat penurunan untuk Roma pada minggu terakhir bulan Juli. Bahkan tanpa api, panasnya musim panas yang diperparah oleh perubahan iklim bisa menjadi halangan bagi para pengunjung.

Para pelaku bisnis perhotelan khawatir....

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement