Ahad 06 Aug 2023 12:34 WIB

Aktivis HMI Bakar Bendera PDIP Bela Rocky Gerung, KAHMI: Makin Perkeruh Keadaan

KAHMI sebut pembakaran bendera PDIP bela Rocky Gerung malah memperkeruh keadaan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bilal Ramadhan
Pengamat Politik Rocky Gerung. KAHMI sebut pembakaran bendera PDIP bela Rocky Gerung malah memperkeruh keadaan.
Foto: Republika/Havid Al Vizki
Pengamat Politik Rocky Gerung. KAHMI sebut pembakaran bendera PDIP bela Rocky Gerung malah memperkeruh keadaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum Korps Alumni HMI (KAHMI) Majelis Wilayah Kalimantan Selatan Fazlur Rahman menyayangkan terjadinya pembakaran bendera PDIP. Ia khawatir tindakan itu bakal memperkeruh keadaan. 

Pembakaran bendera itu dilakukan sekelompok aktivis HMI yang melakukan unjuk rasa membela Rocky Gerung, yang diduga menghina Presiden Jokowi. Dalam aksinya, mereka membakar bendera PDIP saat aksi unjuk rasa di Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, pada Jumat (4/8/2023). 

Baca Juga

"Tidak elok kalau kita membakar bendera lembaga orang, akan semakin memperkeruh keadaan. Bagaimana perasaan kita kalau bendera HMI dibakar? Nah, begitu pula kader PDIP mereka bisa saja akan bereaksi," kata Fazlur dalam keterangannya pada Ahad (6/8/2023).

Fazlur menyatakan boleh saja terjadi pro dan kontra terhadap pernyataan Rocky Gerung kepada Presiden Jokowi. Dia menilai hal itu adalah bagian dari demokrasi. Namun, mengatakan, PDIP sebagai partai arogan karena menempuh jalur hukum itu sangatlah tidak tepat.

"Salah alamat, mestinya kita memberikan apresiasi karena PDIP menempuh jalur hukum karena negara kita negara hukum. Kalau pakai kekuatan massa pasti situasi akan semakin runyam," ujar Fazlur. 

Fazlur mengingatkan dalam internal PDIP sebenarnya terdapat alumni HMI. Bahkan, kader hitam hijau itu menempati posisi-posisi strategis di pemerintahan.

"Ini sebagai bukti bahwa alumni HMI itu bisa diterima dan juga bersama-sama PDIP turut bertanggung jawab atas keberlanjutan demokrasi di dalam negara hukum," kata Fazlur. 

Selain itu, Fazlur menyampaikan apabila belajar dari sejarah, Megawati dan PDIP justru selalu mengandalkan hukum dan konstitusi dalam menangani masalah.

"Seperti masalah Kudatuli 27 Juli 1996 dan upaya rezim saat itu membegal PDI, tetapi mereka kuat karena menjadikan hukum sebagai panglima," ujar Fazlur. 

Oleh karena itu, Fazlur mengajak lebih baik masalah pernyataan Rocky Gerung diserahkan pada mekanisme yang berlaku.

"Percayakan sajalah dengan tatanan hukum, jangan justru menambah masalah baru dan mencederai intelektualitas kader, sebab HMI seharusnya selalu menjunjung gerakan berbasis ilmiah dan mengedepankan adab dan etika ketika dihadapkan pada suatu masalah," kata Fazlur. 

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengatakan, pihaknya telah siap melaporkan oknum aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pembakar bendera partai di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Jumat (4/8/2023). Para mahasiswa mengecam PDIP lantaran melaporkan aktivis Rocky Gerung ke kepolisian.

Bendera partai bagi seluruh partai politik yang ada di Indonesia merupakan simbol yang harus dihormati. Oleh karena itu, kata Djarot, PDIP akan mengambil langkah hukum dengan melaporkan pelaku pembakaran bendera partai ke kepolisian. Dia mengatakan, semua pihak harus mengedepankan etika dalam berpendapat dan berekspresi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement