REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- IPB University resmi membuka Program Studi (Prodi) Dokter, Fakultas Kedokteran (FK) untuk jenjang sarjana (S-1). Dokter lulusan IPB University diharapkan akan memiliki kompetensi tambahan dalam memahami keterkaitan antara kesehatan manusia, hewan dan lingkungan, serta mengarah pada solusi yang lebih komprehensif dalam menjaga kesehatan masyarakat dan keberlanjutan sektor agromaritim.
Rektor IPB University Arif Satria mengatakan, keunggulan Prodi Dokter, FK IPB University adalah ‘Kedokteran Agro-Herbal dengan pendekatan One Health’. Menurut dia, ada lima alasan dibuka FK IPB University.
Pertama, kata Arif, untuk menjawab kebutuhan dokter di Indonesia, terutama di Jawa Barat. Indonesia dengan jumlah penduduk yang mencapai angka 273 juta jiwa masih memiliki persoalan dalam pemenuhan tenaga kesehatan.
Berdasarkan standar World Health Organization (WHO) mengenai rasio ideal dokter dengan penduduk yakni 1:1.000, Indonesia membutuhkan dokter sebanyak 273.984 orang. Sedangkan saat ini baru terdapat 101.476 dokter sehingga pada 2022 jumlah kekurangan dokter umum adalah sebanyak 172.508 orang.
Daerah yang paling banyak membutuhkan dokter adalah Provinsi Jawa Barat dengan kekurangan dokter sebanyak 36.947 orang. “Jadi, dengan adanya pembukaan FK IPB University, hal ini akan berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan akan tenaga dokter di Indonesia, terutama di Jawa Barat,” kata Arif dalam keterangannya, Ahad (6/8/2023).
Alasan kedua, kata Arif, IPB University memiliki kontribusi penting dalam penanganan krisis pandemi Covid-19. Arif menyatakan, IPB University menjadi satu-satunya institusi yang memproduksi virus transport medium (VTM) di dalam negeri.
VTM merupakan komponen krusial untuk pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) untuk deteksi Covid-19. Arif menyebutkan, IPB University telah memberikan bantuan sebanyak 8.580 VTM yang diserahkan ke layanan kesehatan seluruh Indonesia.
“IPB University juga memiliki laboratorium dengan level BSL-2 yang mampu melakukan uji Covid-19. Ini merupakan salah satu laboratorium pertama di luar laboratorium Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang diberikan izin untuk melakukan uji Covid-19. IPB University juga berkontribusi melaksanakan vaksinasi massal kepada lebih dari 38.000 orang untuk warga IPB University dan masyarakat,” katanya.
Ketiga, menurut Arif, IPB University memiliki peran dalam inovasi biomedis. IPB University sebagai research-based university memiliki kekuatan dalam riset di bidang biomedis, terutama dalam pemanfaatan sumber daya agromaritim.
Hal itu, kata dia, bisa dilihat dari adanya pusat-pusat studi unggulan di tingkat nasional, seperti South-East Asia Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center, Pusat Studi Biofarmaka Tropika (TropBRC), Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan (PKSPL), Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) dan Pusat Studi Satwa Primata (PSSP).
“IPB University telah menghasilkan 1.825 publikasi biomedis dalam 10 tahun terakhir. IPB University juga telah menghasilkan berbagai inovasi di bidang kesehatan, antara lain, stemcell anti aging, Inventpro, Glucodiab, Bioluric, Calgen, Cajuput Candy, Gamy Garam Rendah Natrium, Oxyl, alat deteksi glukosa dan hemoglobin non-invasif serta banyak inovasi lainnya,” katanya.
Keempat, ada peran IPB University dalam pengembangan One Health (Kesehatan Semesta). Menurut Prof Arif, penyakit baru (new-emerging diseases) merupakan ancaman pada masa kini dan akan datang.
“IPB University merupakan salah satu founder Indonesia One Health University Network yang berkontribusi menyelesaikan masalah kesehatan secara holistik,” ujarnya.
Alasan yang kelima yakni pengembangan agromaritim 4.0. Arif mengatakan, IPB University telah banyak berkontribusi dalam pengembangan masyarakat agromaritim, termasuk daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) melalui penerimaan mahasiswa berbasis talent scouting sejak tahun 1976.
“IPB University telah hadir melakukan pengabdian masyarakat di 4258 desa dalam lima tahun terakhir. Berdirinya fakultas kedokteran akan memperkuat peran IPB University, terutama dalam bidang layanan kesehatan pada masyarakat pertanian dan pesisir,” ujar Arif.