Ahad 06 Aug 2023 14:57 WIB

Antisipasi El Nino, Badan Pangan Nasional Dukung Konektivitas Kebijakan Pupuk Subsidi

Pupuk merupakan salah satu faktor utama penentu produktivitas tanaman padi.

Red: Gita Amanda
 Badan Pangan Nasional mendukung konektivitas kebijakan pupuk subsidi, (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Badan Pangan Nasional mendukung konektivitas kebijakan pupuk subsidi, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional mendukung konektivitas kebijakan pupuk subsidi dalam rangka penguatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk mengantisipasi dampak El Nino. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi dalam Workshop Transformasi Kebijakan Pupuk Bersubsidi, Jumat (4/8/2023) di Bogor. 

Menurutnya penggunaan pupuk merupakan salah satu faktor utama penentu produktivitas tanaman padi. Di tingkat hulu, dengan input yang sesuai akan menghasilkan produksi yang baik. Kemudian di hilirnya, Bulog menyerap hasil produksi petani dengan harga yang sesuai. 

Baca Juga

Arief mengungkapkan subsidi pupuk harus benar-benar menyasar kepada petani, sebab hal ini akan selaras dengan tingkat produksi dan produktivitasnya. Penguatan CBP melalui Produksi Dalam Negeri dengan konsep closed loop dimana petani/gapoktan menjual gabah/beras produksinya kepada Bulog dan petani akan mendapatkan insentif untuk memperoleh pupuk subsidi. Dengan konsep ini, diharapkan Bulog dapat memenuhi CBP dari dalam negeri dan petani juga mendapat manfaat dari kemitraan dengan Bulog serta harga jual yang pasti sesuai HPP. 

"Kami sampaikan dalam rapat terbatas yang dipimpin Bapak Presiden, Rabu (2/8/2023), bahwa untuk memenuhi stok Bulog mencapai 2,4 juta ton hingga akhir tahun 2023, dengan perkiraan produktivitas rata-rata mencapai 5 ton per hektar, dibutuhkan sekitar 500 ribu hektar lahan atau 4,8 persen dari total luas panen nasional," ujarnya.