Ahad 06 Aug 2023 15:22 WIB

Puluhan Siswa SMP Pangandaran Belum Lancar Baca, Ini Penjelasan Disdikpora

Kasus siswa belum lancar membaca itu ditemukan di SMP Negeri 1 Mangunjaya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Membaca buku.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
(ILUSTRASI) Membaca buku.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN — Puluhan siswa di SMP Negeri (SMPN) 1 Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, dikabarkan belum lancar membaca. Temuan itu menjadi atensi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran.

Kepala Disdikpora Kabupaten Pangandaran Agus Nurdin menjelaskan, temuan itu berawal dari program kepala SMPN 1 Mangunjaya yang membuat program gerakan literasi. Dari program itu, pihak sekolah menemukan ada sekitar 32 siswa yang belum lancar membaca.

“Jadi, kepala sekolah baru diangkat sejak Januari, membuat program gerakan literasi sekolah. Setelah itu, tim menemukan ada beberapa siswa yang belum lancar atau belum bisa membaca,” kata Agus, saat dikonfirmasi Republika, Ahad (6/8/2023).

Menurut Agus, Disdikpor telah mendatangi SMPN 1 Mangunjaya untuk memotivasi para guru. Para guru di sekolah itu diminta memberikan waktu dan perhatian khusus kepada para siswa yang belum bisa lancar membaca.

Agus juga meminta pihak sekolah tak perlu malu dengan masalah itu. Justru, temuan siswa SMP tak lancar membaca itu merupakan tantangan bagi para pengajar.

“Mereka sebenarnya bisa, tapi belum lancar. Namun, apa pun itu, ini tugas untuk kami untuk mendorong mereka bisa lancar membaca,” ujar Agus.

Kepala SMPN 1 Mangunjaya, Adi Sumarna, mengatakan, temuan ini berawal dari adanya sejumlah siswa yang kesulitan membaca pada tahun ajaran 2022-2023. Setelah didata, jumlah siswa yang belum lancar atau belum bisa membaca di sekolahnya mencapai 32 orang.

“Kami siapkan beberapa guru untuk membantu supaya anak bisa membaca,” kata Adi.

Adi mengaku tak ingin menyalahkan apa pun terkait fenomena tersebut. Ia tak ingin menjustifikasi kasus itu dikarenakan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 atau latar belakang para siswa.

Menurut Adi, untuk mengetahui penyebab pasti para siswa itu belum lancar membaca dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Sebab, untuk mengetahui penyebab masalah itu tak bisa ditentukan dengan cepat.

“Kami akan kumpulkan data-data, setelah itu kami akan komunikasi dengan orang tua. Jangan sampai orang tua memberikan tendensi yang tidak baik, sehingga anak jadi minder,” ujar Adi.

Upaya penanganan

Adi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan teknis pemberian materi kepada para siswa yang belum bisa atau lancar membaca. Para siswa itu akan diminta datang lebih pagi dibandingkan para siswa lainnya untuk diberikan pelajaran membaca oleh para guru di SMPN 1 Mangunjaya. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement