REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengakui setelah berakhirnya perang dingin, kini bayang-bayang penggunaan perang nuklir telah muncul kembali mengancam seluruh dunia. Hal ini disampaikan Guterres dalam pesannya dalam acara peringatan di Tugu Perdamaian Hiroshima pada ulang tahun ke-78 pemboman atom Hiroshima, Ahad (6/8/2023).
Bayang-bayang ancaman nuklir yang ia maksud, di mana setelah beberapa negara mengancam akan menggunakan senjata nuklir. "Genderang perang nuklir ditabuh sekali lagi. Ketidakpercayaan dan perpecahan sedang meningkat. Bayangan nuklir yang membayangi Perang Dingin telah muncul kembali," katanya.
"Beberapa negara dengan ceroboh mengayunkan pedang nuklir sekali lagi, mengancam untuk menggunakan alat pemusnah ini," ujar Guterres, dalam pidatonya, yang dibacakan oleh Wakil Sekretaris Jenderal dan Perwakilan Tinggi untuk Urusan Perlucutan Senjata, Izumi Nakamitsu.
Guterres juga mendesak untuk menolak senjata nuklir secara total. Dia menegaskan bahwa penghapusan senjata nuklir tetap menjadi prioritas perlucutan senjata tertinggi PBB. "Satu-satunya cara untuk menghilangkan risiko nuklir adalah dengan menghapuskan senjata nuklir," kata pejabat tinggi PBB itu.
"Kami tidak akan beristirahat sampai bayang-bayang nuklir dihapuskan untuk selamanya," katanya menambahkan.
Meskipun demikian, Guterres tidak pernah menyebut AS sebagai negara yang bertanggung jawab atas pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki 78 tahun yang lalu tersebut. "Hampir delapan dekade yang lalu, senjata nuklir membakar Hiroshima. Namun, seperti yang diketahui oleh siapa pun yang pernah mengunjunginya, kenangan itu tidak pernah pudar," ujarnya.
Ia mengatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan bangga berdiri bersama warga Hiroshima dan para hibakusha, yakni korban selamat dari pemboman tersebut. Di mana peringatan ini, untuk terus menghidupkan ingatan tentang apa yang terjadi di sini. Termasuk pelajaran apa yang harus diambil untuk menjamin hari esok yang lebih damai.
"Kami berharap dapat bekerja sama dengan masyarakat Jepang dalam upaya penting ini," kata Guterres yang tanpa satu kata pun menyebut perbuatan nuklir AS di Hiroshima dan Nagasaki.
Dalam catatan sejarah, Angkatan Bersenjata AS melakukan....