REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK -- Pemerintah Thailand tengah berupaya mencari cara untuk membantu meningkatkan mata pencaharian masyarakat di pedalaman Selatan. Salah satu yang dilakukan adalah dengan membuat Koridor Ekonomi Halal (HEC).
Sekretaris jenderal Pusat Administratif Provinsi Perbatasan Selatan (SBPAC), Laksamana Muda Somkiat Ponprayoon, mengatakan proyek tersebut membantu mengubah Thailand menjadi pusat dunia untuk barang-barang halal.
Tidak hanya itu, pemerintah Thailand juga berharap langkah ini akan membantu menghidupkan kembali perekonomian, sekaligus meningkatkan mata pencaharian penduduk setempat.
Beberapa waktu lalu, ia sempat berbicara dengan sekelompok duta besar dan utusan dari 11 negara Islam, dalam perjalanan ke ujung selatan Pattani, Yala dan Narathiwat, serta kantornya di Yala. Hal ini dilakukan untuk mempelajari tentang keamanan, budaya Thailand, serta pekerjaan pembangunan di daerah tersebut.
Dia juga mengatakan pemerintah akan memasukkan empat provinsi perbatasan selatan Yala, Pattani, Narathiwat dan Satun, serta empat distrik Songkhla, yaitu Na Thawi, Saba Yoi, Chana dan Thepa, ke dalam HEC.
Dilansir di Bangkok Post, Ahad (6/8/2023), produk dan layanan dari area-area ini disebut harus sesuai dengan prinsip Islam. Itu sebabnya, pemerintah memilih provinsi perbatasan selatan ini sebagai titik panas (hub) rencana tersebut.
"Mereka dianggap sebagai lokasi yang paling cocok untuk mempromosikan koridor baru ini, karena tempat itu telah lama terhubung ke Dunia Arab, melalui perdagangan dan merupakan titik transit bagi pedagang China," ujar dia.
Lebih penting lagi, 80 persen populasi di wilayah itu adalah Muslim Thailand. Sehingga, mereka dianggap lebih tahu bagaimana mempraktikkan Halal secara alami.
Laksamana Muda Somkiat mengatakan ada sekitar 1,6 miliar Muslim di 57 negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Jumlah populasi itu diperkirakan akan mencapai 2 miliar di masa depan.
“Jadi mempromosikan kawasan ini sebagai koridor ekonomi halal untuk menghubungkan dunia, akan membantu mengembangkan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal,” lanjut dia.
Provinsi perbatasan selatan disebut telah lama menjadi benteng produksi makanan laut olahan. Semuanya sudah bersertifikat halal dan diekspor ke Eropa dan Timur Tengah.
Saat ini, pihaknya sedang mendorong penduduk setempat untuk memproduksi daging halal (sapi, ayam, dan kambing) dan diekspor ke dunia Islam. Tercatat ada sekitar 10.000 peternak di lima provinsi yang telah bergabung dalam kampanye tersebut.
Selain promosi produksi daging halal di wilayah tersebut, SBPAC juga mendorong penduduk setempat mempraktekkan pariwisata halal dan kesehatan, guna mempersiapkan turis dari negara Muslim.
Banyak rumah sakit dan hotel yang mulai mempraktikkan halal, termasuk Universitas Prince of Songkla, kampus Pattani, yang telah meneliti bagaimana membuat spa halal untuk melayani wisatawan muslim.
Kerja sama dengan universitas lokal yang tertarik pada ilmu halal dan Islam juga dilakukan SBPAC. Di antaranya adalah Institut Halal Universitas Pangeran Songkla, Universitas Fatoni di Pattani dan Universitas Rajabhat Yala.
Kerja sama juga dilakukan dengan universitas lain di luar wilayah perbatasan selatan, seperti Institut Halal Universitas Chulalongkorn, untuk mengedukasi masyarakat tentang ilmu halal.
Lembaga-lembaga ini dinilai telah memainkan peran penting dalam mendidik masyarakat, serta memberikan kepercayaan kepada investor Muslim bahwa produk halal yang dibuat dari para pengusaha ini aman dikonsumsi sesuai dengan prinsip agama mereka.
Untuk dicatat, investor disebut tidak datang untuk berinvestasi hanya karena tempat-tempat ini memiliki simbol halal. Mereka akan datang dan melihat proses dari awal peternakan sampai pengiriman, untuk memastikan keamanan di bawah prinsip Islam.
“Jadi, pengusaha harus memiliki pengetahuan halal untuk memastikan keamanan konsumen. Koridor ekonomi halal harus memiliki banyak komponen, seperti pengetahuan dan sertifikat dalam proses produksi untuk memastikan semuanya benar,” ucap Laksamana Madya Somkiat.
Terakhir, ia mengatakan pengusaha makanan dan jasa halal bisa mendapatkan sertifikasi halal melalui dua lembaga. Mereka adalah Dewan Islam Pusat Thailand (CICOT) dan Dewan Islam Provinsi (PIC) di lima provinsi perbatasan selatan ini.
Poin terakhir yang dinilai tidak kalah penting adalah menjembatani HEC dengan orang asing dari berbagai tempat. Dia mengaku mengadakan diskusi dengan investor halal dari Asean dan Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, yang tertarik untuk berinvestasi di proyek tersebut.
Sumber:
https://www.bangkokpost.com/thailand/special-reports/2624383/