Senin 07 Aug 2023 12:41 WIB

Warga Papua Perlu Disosialisasikan Perencanaan Jumlah Anak

Ada satu keluarga di Kampung Mawokauw Jaya, Kabupaten Mimika punya 11 anak.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menko PMK Muhadjir Effendy menggendong anak yang mengalami stunting di Kampung Mawokauw Jaya, Distrik Wania Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Foto: Republika.co.id
Menko PMK Muhadjir Effendy menggendong anak yang mengalami stunting di Kampung Mawokauw Jaya, Distrik Wania Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tradisi memiliki banyak anak sampai saat ini masih dijumpai. Salah satunya di Provinsi Papua Tengah, yang sesuai data satu keluarga bisa memiliki sampai 11 anak. Padahal, di antaranya anak tersebut mengalami stunting.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, dari penjelasan kepala keluarga didapatkan mereka masih memegang pepatah 'banyak anak banyak rezeki'. Dari keluarga di Papua pula, Muhadjir mengaku, konsep banyak anak adalah anugerah Tuhan yang tidak boleh ditolak masih dipercaya.

Padahal, kata dia, dengan banyaknya anak tersebut, kebutuhan gizi masing-masing tidak bisa terpenuhi dengan baik dan anak terancam mengalami stunting. Karena itu, menjadi tanggung jawab bagi pemerintah kampung dan pemuka agama setempat untuk memberikan pemahaman dan perencanaan jumlah anak maupun pemenuhan gizi anak.

"Anak terlalu banyak dan terlalu dekat menjadi faktor risiko stunting karena keterbatasan kemampuan pengasuhan orang tua," kata Muhadjir saat mengunjungi keluarga dengan anak stunting di Kampung Mawokauw Jaya, Distrik Wania Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, pada pertengahan pekan lalu.

"Itu soal ketidaktahuan dan budaya dan perlu banyak diberi pemahaman. Karena kita masyarakat yang agamais, menjadi tanggung jawab dari Pak Kepala Kampung dan Pak Pendeta untuk memberikan pemahaman bahwa punya anak harus direncanakan sesuai kemampuan keluarga," ujar Muhadjir menambahkan.

Muhadjir didampingi Kepala Kampung Mawokauw Jaya Edison Rafra, jajaran dinkes dan dinsos Kabupaten Mimika. Menurut dia, untuk memberikan pemahaman dan penyadaran masyarakat mengenai pengaturan kelahiran, pemenuhan gizi, juga perlu peran dari para pendamping keluarga, juga tenaga kesehatan yang ada di kampung.

"Tugasnya dari pendamping keluarga kepala kampung memberikan semacam penyadaran bertapa pentingnya mengatur kelahiran dan menjaga gizi anak-anaknya agar nanti betul-betul menjadi anak yang sehat, kuat, cerdas," kata Muhadjir.

Dia juga meminta petugas dinkes dan Puskesmas Kampung untuk menyalurkan bantuan PMT (pemberian makanan tambahan) berbahan pangan lokal yang kaya protein hewani untuk balita dan ibu hamil. Muhadjir juga menggencarkan petugas sosialisasi dan edukasi makanan sehat untuk anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement