REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog klinis Kasandra Putranto menjelaskan kehamilan, melahirkan, dan menyusui adalah sebuah faktor alamiah yang dialami oleh perempuan. Tahapan kehidupan itu sudah pasti mendatangkan perubahan fisik dan mental.
Perubahan fisik yang mungkin terjadi terutama menyangkut bertambahnya berat badan. Bentuk fisik seorang wanita akan berubah, bahkan bertambah gemuk ditambah dengan perutnya membuncit karena adanya bayi dalam kandungan.
Sementara itu, perubahan psikis yang terjadi salah satunya kecemasan. Ibu bisa mengalami mood swing karena tubuh berubah dan hormon berubah, apalagi jika ditambah dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama proses tersebut.
"Di dalam proses yang alamiah ini, diharapkan bantuan dan dukungan yang cukup untuk para ibu. Karena di dalam tubuhnya lahir kehidupan baru yang akan menjadi masa depan bangsa," ujar Kasandra dalam acara Philips Avent media gathering yang bertajuk "Parent Your Way Confidently: Embracing Every Motherhood Journey" dalam memperingati World Breastfeeding Week 2023, di Jakarta, Kamis (3/7/2023).
Proses perubahan fisik dan mental ini bisa terbawa, bahkan sampai kelahiran. Misalnya, membuat ibu dirundung baby blues.
"Baby blues terjadi pada dua pekan pertama, apabila ternyata tidak bisa berhenti kemudian berlangsung berlarut-larut bisa berkembang menjadi post partum depression," ujarnya.
Butuh dukungan suami dan keluarga
Proses kehamilan, walaupun dianggap alamiah dan wajar, namun mendatangkan banyak perubahan, terutama bertambahnya berat badan dan bayi yang dikandung. Menurut Kasandra, itu dapat berarti beban.
Beban tersebut dapat bertambah seiring waktu selama sembilan bulan kandungan. Beban ini harus dibantu supaya ibu yang menjalaninya menjadi lebih ringan menghadapi kehamilan.
"Bagaimana proses kelahiran itu bisa didukung bukan hanya oleh sang ibu yang membawa bayinya, tetapi juga oleh suami sebagai pasangan dan keluarga dekat," ujarnya.